Seluruh pemain Timnas U-19 Indonesia tak dapat menahan tangis sesaat Indonesia dipastikan kalah di laga semifinal lawan Malaysia pada hari Kamis (12/7) di Stadion Gelora Delta Sidoarjo.Â
Semangat menggebu suporter dan skuad Timnas Indonesia sejak awal penyisihan dimana kita hanya kalah satu kali dari Thailand menempatkan Indonesia di posisi runner-up grup dan berhak melawan Malaysia sebagai juara grup B di semifinal.
Bola baru saja bergulir dari kick-off babak pertama berhadapan dengan Harimau Malaya di semifinal, Saddil Ramdani yang membawa bola masuk ke kotak penalti dilanggar pemain Malaysia. Alhasil, wasit menunjuk titik putih, penalti untuk Indonesia.
Indonesia unggul terlebih dahulu 1-0 berkat eksekusi penalti ketika pertarungan belum juga berjalan sampai 1 menit. Adalah Egy Maulana Vikri yang baru saja terbang selama 20 jam dari Polandia untuk memperkuat Timnas mengecoh kiper Malaysia lewat sepakannya.
Malaysia sempat menyamakan kedudukan menjadi 1-1 berkat gol dari Muhammad Syaiful, namun semangat kubu Garuda Muda tidak kendor sampai akhir pertandingan, alhasil laga harus diakhiri dengan adu penalti karena kedudukan 1-1 tidak berubah.
Di menit ke-80 Egy Maulana Vikri mengalami kesakitan pada kakinya dan tidak bisa bermain hingga harus keluar lapangan tergantikan rekannya. Tampak Egy menangis. Entah karena tidak dapat bermain sampai akhir laga atau karena kakinya sakit?
Indonesia pun harus menelan pil pahit dikalahkan Harimau Malaya dengan hasil akhir adu penalti 3-4.Â
Para pemain, Egy dkk menatap, menangis oleh kenyataan ini, juga rakyat Indonesia.
Setelah selesai laga, suporter Indonesia melakukan aksi pelemparan botol air mineral kepada para pemain Harimau Malaya.Â
Aksi tersebut berbuah sangsi. Konfederasi Sepakbola Asia (AFC) akan menjatuhkan sangsi kepada Indonesia, sekjen AFF mengatakan bahwa sangsi adalah merupakan wewenang dari AFC.Â
AFC sementara harus menunggu dulu laporan dari Federasi Sepakbola ASEAN (AFF) terkait insiden tersebut.
"Kami harus menunggu laporan dari komite kompetisi AFF dulu untuk menjatuhkan sangsi", kata sekjen AFC, Datuk Windsor Paul yang dilansir di Berita Harian.
"Tanggung jawab berada di LOC (Panitia Pelaksana Lokal). Mereka akan memastikan agar insiden serupa tidak terulang lagi. Hukuman adalah yurisdiksi pihak AFC karena turnamen ini telah disetujui AFC" kata sekjen AFF, Datuk Seri Azzuddin Ahmad.
Apapun bentuk sangsi yang akan dijatuhkan kepada pihak Indonesia dan apapun hasil pertandingan memperebutkan juara ketiga melawan Thailand, atau siapa yang menjadi juara Piala AFF U-19 tahun ini, jangan berkecil hati.Â
Kegagalan bisa menjadi cambuk untuk ke depannya menjadi lebih baik lagi dari yang sudah berlalu. Garuda Muda harus terbang tinggi, cari bibit-bibit muda, adik-adikmu, U-16, U-12 berbalas kegagalan.
Peringkat ketiga
Garuda Muda akhirnya berhasil menjadi juara ketiga setelah kemarin sore menundukkan negeri Gajah Thailand 2-1. Kedua gol Indonesia dicetak oleh Feby Eka Putra di menit ke-35. Feby yang menggiring bola terus melaju sampai ke kotak penalti Thailand, sepakan Feby yang menyusur ke sebelah kiri kiper Napphon Lakhompton membentur tiang sebelah kiri kiper Napphon, bola jadi memantul menyusur 30 derajat memasuki jala Napphon.
Skor 1-0 bertahan hingga babak pertama usai.
Seolah telah memperbaiki kesalahannya sewaktu kalah di semifinal melawan Harimau Malaya, Indonesia terus menggempur pertahanan Thailand, beberapa peluang dapat dilakukan dibendung para pemain Thailand.Â
Sembilan menit sebelum waktu normal usai, Timnas U-19 kembali menambah keunggulan menjadi 2-0 lewat tembakan Syahrian Abimanyu menyusur tanah yang mengarah ke sudut kiri gawang dan tak mampu dihalau Napphon.
Semenjak Thailand ketinggalan 1-0 dan kemudian disusul gol kedua Indonesia, para pemain Thailand nampak emosi, banyak pelanggaran-pelanggaran yang berbuah kartu kuning bagi Thailand. Sementara Garuda Muda setelah keunggulan tersebut nampak bermain lebih tenang yang merupakan suatu keuntungan dari segi mental.
Negeri Gajah berhasil memperkecil ketinggalan menjadi 1-2. Matee Sarakum berhasil memanfaatkan satu umpan silang.
Di waktu menit-menit akhir laga, Thailand berkali-kali membuat jantung rakyat Indonesia berdegup, serangan-serangan yang hampir berbuah gol. Di menit-menit akhir juga, bintang baru yang banyak mendapat pujian belakangan, Rivaldo Todd Ferre beraksi membawa bola terus  menyisi susuri pinggir kotak penalti  Thailand hampir mengancam gawang Napphon.Â
Sampai peluit panjang dibunyikan tanda usai, kedudukan 2-1 tetap tidak berubah untuk kemenangan Indonesia.
Egy Maulana Vikri yang yang cedera dan tidak bisa melanjutkan pertandingan di menit ke-80 sewaktu melawan Malaysia di semifinal masuk menggantikan Feby Eka Putra menit 60, walau sepertinya cedera betisnya belum pulih benar. Terbukti sesaat pertandingan usai, para pemain yang bersukacita, Egy terlihat terkapar di lapangan, lalu dirinya ditandu keluar lapangan dengan mengenakan alat pembantu  pernapasan.
Perjuangan, keringat yang telah dicurahkan para Garuda Muda memberi senyum kepada para suporter dan seluruh rakyat Indonesia dimana pun.
Pelatih Indra Sjafri memeluk satu persatu asuhannya. Kita juara ketiga. "Raja sepakbola Asia Tenggara" pun dapat kita taklukkan! Terima kasih Garuda Muda.
Todd Ferre asal Papua yang saya saksikan selalu berdoa sebelum memulai aksinya di lapangan, belakangan mendapat banyak pujian karena kelincahannya.
Kita meraih "perunggu".Â
Juara Piala AFF U-19 2018 saat ini adalah Harimau Malaya, seusai menundukkan Myanmar dengan skor tipis 4-3 di Stadion Delta Sidoarjo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H