Di tengah diskriminasi warga Afro-Amerika saat itu, Harper Lee sepertinya coba menggambarkan, Boo juga korban diskriminasi.Â
Sama seperti Tom Robinson, Boo juga berbeda. Kendati berkulit putih, Boo jarang bersosialisasi seperti warga umumnya. Perbedaan itulah yang memicu prasangka.Â
Prasangka yang menyatakan Tom bersalah sebelum putusan pengadilan dan prasangka yang membuat Boo dianggap sosok aneh dan menakutkan.Â
Karena itu, dalam To Kill A Mockingbird, Harper Lee menulis.
"Kau tak akan pernah bisa memahami seseorang hingga kau melihat segala sesuatu dari sudut pandangnya, hingga kau menyusup ke balik kulitnya dan menjalani hidup dengan caranya."Â
Barangkali Lee sengaja menghadirkan Scout sebagai sudut pandang, untuk menunjukkan, baik bocah maupun orang dewasa punya prasangka.Â
Prasangka yang membuat bocah bisa berpikiran dewasa. Sebaliknya, orang dewasa bisa berpikiran kekanak-kanakan karena prasangka.Â
Sejumlah pengamat sastra berpendapat, pilihan judul To Kill A Mockingbird bukan tanpa sengaja. Harper Lee sengaja memilih "Mockingbird" sebagai analogi kebenaran.
Mockingbird, sejenis burung Murai itu menjadi simbol karena hanya bersiul dan bernyanyi tanpa mengganggu ketenteraman lingkungan.Â
Sehingga, To Kill A Mockingbird bisa jadi berarti "Membunuh Kebenaran". Kebenaran yang menjadi hak Tom Robinson, Boo Radley dan semua orang.Â
Harper Lee mampu mengemas isu sensitif menjadi indah karena tidak terkesan menghakimi. Lee dengan obyektif menggambarkan bahwa kebenaran tidak lahir dari prasangka. Tapi fakta yang bersumber dari kewarasan. Hanya itu yang bisa mengilhami kemanusiaan.