Mohon tunggu...
Tonjit
Tonjit Mohon Tunggu... -

Karyamu adalah sejarah

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

"Romance Dawn"

17 April 2018   13:30 Diperbarui: 17 April 2018   13:47 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Eiichiro Oda sebelum memulai atau melahirkan manga "One Piece". Berawal dari manga yang berjudul "Romance Dawn", One Piece pun berjalan hingga sekarang. Berikut :

>>> Eeeh. Terima kasih sudah membaca. Ini komik bajak laut. "Romance Dawn". Ini dunia One Piece yang pertama kali terbit. Ini awalnya. Aku membacanya dengan perasaan kangen sambil sedikit merinding, tapi, yaa, cukup menarik. Ya, ya.

>>> Seperti yang kalian sadari, kenangan tentang Shanks sama. Karena aku menggambar cerita lepas ini waktu umur 21, berarti sekitar 1 tahun sebelum serialisasi One Piece dimulai (1996). Singkat kata, dari waktu ini, cerita topi jerami Luffy sudah ku tetapkan dan aku sama sekali tidak punya keinginan untuk mengubahnya.

>>> Tapi, bagaimanapun, setengah tahun kemudian, aku menggambar satu lagi cerita lepas Romance Dawn. Itu dibukukan menjadi antologi "Wanted", tapi dicerita lepas tersebut, topi jeraminya diterima dari kakek Luffy (bukan dari Shanks). Meskipun cerita Shank sudah ditetapkan (di Romance Dawn), yang jadi cerita malah kakeknya. Wah, kau aneh.

>>> Studi Romance Dawn - hasil konspirasi - Oda. Majalah yang memuatnya berbeda. Romance Dawn di buku ini dimuat di edisi Spesial Jump (majalah untuk memperkenalkan komikus baru) dan Romance Dawn yang ku gambar berikutnya di majalah utama Jump (majalah mingguan Shonen Jump). Dengan kata lain, aku menyembunyikan keberadaan karakter bernama Shanks dari pembaca majalah utama Jump. Soalnya, kurang berkesan waktu serialisasi nanti. Aku memang orang baru yang sombong.

>>> Nah, Luffy 'dewasa' muncul di halaman terakhir. Apa One Piece Luffy mencapai situasi itu atau tidak? Jawabannya, aku pun tidak tahu. Petualangannya masih berlanjut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun