Mohon tunggu...
Muhammad Ashsubli
Muhammad Ashsubli Mohon Tunggu... Ilmuwan - Akademisi dan Dai

Saya memiliki semangat yang tinggi dan pantang menyerah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Makam Laksmana yang Terlupakan

3 Maret 2016   00:42 Diperbarui: 3 Maret 2016   01:46 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kegiatan yang sering dilakukan di Laut, seolah menyimpan makna. Pertama bahwa  kearifan lokal orang dahulu   dilakukan dengan cara  nelayan dalam upaya mencari kehidupan. Sikap-sikap yang dapat diteladani yaitu tawakal  dan penuh harapan, terampil dan bekerja keras, gigih memperjuangkan kehidupan, berani menghadapi bahaya, toleran,  mandiri, bertanggung jawab, terbuka, dapat bekerjasam dan dapat menyesuaikan diri pada lingkungan, tidak melupakan tanah asal. Kedua kegiatan pelayaran yang menyenangkan dan dinamis serta keterbukaan. Nilai keterbukaan, kemajemukan, persahabatan, dan tenggang rasa, hal ini terlihat karena secara umum geografis masyarakat Melayu lebih dominan hidup di pesisir pantai.

Kondisi ini membangun karakter masyarakat Melayu bersikap inklusif (terbuka). Inklusivitas masyarakat Melayu dengan dunia luar telah diakui dalam sejarah nusantara, baik ketika mereka berinteraksi dengan para pedagang Arab, China maupun Gujarat. Namun demikian, sikap inklusivitas masyarakat Melayu terhadap bangsa luar tidak membuat etnis ini kehilangan identitas ke-Melayu-an dan ke-Islam-annya. Etnis ini bagaikan ikan di laut. Ia bisa menerima asinnya air laut akan tetapi tak menjadi asin karena asinnya air laut.

[caption caption="Pantai Tebuka"]

[/caption]

Setidaknya, ketika menapakai untuk menziarahi makam sang Datuk,  kita mampu memanggil kembali ingatan yang hilang tentang keadaan masa itu, kehebatan Tokoh besar masyarakat Bengkalis yang mampu menyatukan berbagai lapisan masyarakat di masa lampau, ia juga mampu mengajarkan kepada kita arti penting rasa kebersamaan, semangat persatuan dalam menjaga eksistensi sebuah negeri.

Muhammad Ashsubli (Ketua Prodi Siyasah Syaiyyah STAIN Bengkalis-Riau)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun