Suatu ketika aku belum tau apa itu nama pekerjaan yang kulakukan untuk orang lain. Seperti tugasnya si Nurdin itu yang selalu aku kerjakan dengan senang hati dengan atau tanpa imbalan. Ternyata ada seorang dosen yang teliti membaca setiap tugas mahasiswanya. Dan sialnya tugas yang ke sekian itu saat itu aku sedang malas berpikir untuk mengerjakan tugas si kawan ini. Lalu ku copas lah, hasil karyaku. Dan ternyata di ketahui ada kesamaan tugasku dan tugas si Nurdin itu. Akupun di cap kurang baik ketika itu dan apa yang kulakukan ini disebut "joki" tugas. Sebuah praktek intelektual ilegal sebenarnya. Dua-duanya salah. Seperti halnya pembajak DVD dan pembelinya.Â
Akupun mulai berpikir dan teringat seorang kawan di kantor yang selalu sibuk. Dan ternyata kesibukannya adalah menjadi joki karya tulis ilmiah, skripsi, tesis dan keluarga besarnya. Biasanya alasan si pemberi kerja joki itu, tidak ada waktu dan kesibukan kerja. Walaupun imbalan atau upahnya lumayan, tapi tidak baik efek ke depannya bagi si empunya tugas itu. Dan jika ketahuan, bisa-bisa sulit untuk lulus sidang skripsi atau sejenisnya.Â
Perlahan aku mulai menjaga jarak dengan si kawan itu dan hampir-hampir kami ribut dan aku dianggap tidak setia kawan. Akupun menjelaskan semuanya dan alasannya baik-baik. Maka dia tetap tidak berubah dan beralih mendekati kawan kelasnya yang lain. Aku belajar bahwa seberat apapun beban hidup itu, pasti ada jalan keluarnya. Klise sekali bukan? Tapi ini kenyataannya.Â
Aku sendiri mulai kesulitan menjelang tugas akhir. Sempat berpikir untuk menggunakan jasa joki tugas akhir namun enggan kulakukan. Aku harus kerja sendiri dengan usaha sendiri berapa pun harus di revisi nantinya. Setidaknya ini karya sendiri berapapun nilai akhirnya aku harus terima.Â
Aku dengar beberapa kawan banyak yang menggunakan jasa joki skripsi, dan di revisi lebih dari tiga kali! Sementara aku hanya sekali. Entah berapa biaya yang mereka keluarkan untuk tugas akhir. Tapi aku bangga dan ini buah manis dari kerja keras yang hampir membuatku menyerah saat itu. Rasanya manis benar-benar manis tapi bukan gula melebihi apapun dan aman dari diabetes. Bicara apa aku. Selamat tinggal J aku bisa sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H