"Bisa ya kita keterima jadi relawan, padahal pernah daftar dua kali gagal terus." Emma mengenang masa-masa itu. Sementara aku baru kali ini mendaftar dan diterima. Memang beruntung saja.
"Memang belum jodoh aja em." gue juga ga nyangka bisa dapet eh ada teman pula." Em.." aku agak berbisik. "Mungkin ini jodoh kita." aku memandang mata Emma  dalam-dalam. Emma menerima tatapanpu dan dia seperti malu-malu canggung salah tingkah sambil memainkan ujung rambut ekor kudanya.Â
"Apaan sih... hehehe" tawa renyahnya keluar. Aku menyukainya suara jenaka itu. Entah kenapa. Begitulah wanita ada saja daya tariknya selain seksual pastinya.Â
"Bener kan? Kita jodoh sama-sama diterima jadi relawan di even yang kita sama-sama sukai." entah kemana teman-teman kita yang lain, padahal mereka run enthusiast juga kan."Â
"Iya bang pada sibuk kali, aku kan udah sidang tinggal revisi aja, lo kan emang udah beres kuliah juga kan."
"Udah dari tahun lalu em." gue udah kerja juga ini kan even hari minggu." nambah pengalaman lah."Â
"Iya gue juga pingin tau se seru apa sih jadi volunteer." gue kan anaknya sporty juga kan eaa..."Â
"Ya ya emang sporty sih kalo lagi lari semua orang pasti sporty lah gayanya." "hahaha iya ya, norak ya gue bang." aku tersenyum geli dengan tingkahnya.Â
"Ups dikit lagi stasiunku nich, duluan ya bang yo."
"Ok em see ya."
"Bye ." dia pun turun dari komuter dan perlahan menjauh dari pandanganku. Kami sempat melakukan tos sebelum dia keluar pintu.Â