Siska mengangkat alisnya dan bibirnya bergetar namun tak ada suara yang keluar dari mulutnya dia sedang mengumpat kasar sebenarnya tetapi masih bisa tertahan "brengsek! Ke arah Amor yang terlihat tersenyum puas seolah dialah yang paling dewasa di kelas itu.
"Wow wow tenang anak-anak." aku mencoba menenangkan anak-anak yang sedang bersitegang.Â
"Ada semacam rivalitas di kelas ini ya? Tanyaku kepada semua anak-anak kelas ini.Â
"Saya harap ini terjadi saat kita diskusi IPS kedepannya, bagus saya akan tunggu, siapa tadi amor dan siska... ada yang mau join club lagi?"Â
Anak-anak pada tertawa. Entah apa artinya pikirku. Sepertinya ini pertemuan pertama yang cukup cair. Bel pun berbunyi tidak terasa pergantian jam sudah tiba. Aku akan mengakhiri kelas.
"Baik anak-anak nanti kita ngobrol lagi ya, dengan tema-tema yang lebih hot dan menggairahkan."
Disambut "hooo" seisi kelas. Ada yang teriak "gokil nih guru kita kali ini."
Aku meninggalkan kelas dengan mantap setelah mengucap salam.
Mereka bilang guru gokil katanya? Lihat nanti se gokil apa guru kalian ini. Setidaknya pertemuan pertama telah menghidupkan dan memantapkan pikiranku untuk menjalani profesi ini. Semoga esok lebih cerah.
Â
   Â