"Ok siapa namamu?"
"Siska pak". "Baik siska silakan bertanya". Â "Baik pak begini apa alasan Bapak mau jadi guru?" apa itu cita-cita Bapak? Atau daripada tidak ada kegiatan lain? Atau ....
"Alah banyak amat pertanyaannya?!" ada yang menyela siska. Mulai ramai ada yang menahan tawa ada yang ngobrol sesama teman sebelahnya. Siska pun tersendat akibat distraksi yang disebabkan oleh teman kelas laki-laki si raja iseng bernama Amor. "Brisik lu mor!" teriak Siska.
"Eh satu-satu dong biar yang lain pada kebagian!"
"Ye ye cerewet!"
Aku mulai merasa lebih lega lagi karena pusat perhatian bukan hanya padaku.
"Oke tenang anak-anak, halo!" dengan tetap pasang senyum terbaik. "Oke saya jawab ya, gantian ok jangan ribut, jangan ada permusuhan diantara kita" maksud nya kalian."Â
"Ya saya sengaja memilih menjadi guru, karena saya kuliah di bidang pendidikan." dan saya memilih untuk menjadi guru, semoga bisa bermanfaat bagi saya dan murid yang saya ajar."
Siska mengacungkan jari."Pak jadi bisa dibilang ini panggilan jiwa gitu?"
"Bisa dibilang begitu, setidaknya untuk saat ini."Â
Amor tidak mau kalah dia mengacungkan jari juga."pak apa tidak repot jadi guru? Mengurusi anak-anak seperti kami yang masih susah diatur ini?" sambil memandang sinis ke arah Siska.