Mohon tunggu...
Ashri Riswandi Djamil
Ashri Riswandi Djamil Mohon Tunggu... Guru - Belajar, belajar, dan belajar

wkwk land

Selanjutnya

Tutup

Diary

Belum Konsisten Sepenuhnya

21 November 2022   12:04 Diperbarui: 21 November 2022   12:11 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Belum konsisten sepenuhnya. Ya saya hanya penulis amatir. Yang gemar menulis isi pikiran, dan keresahan pribadi. Keresahan-keresahan ini sudah banyak saya tuangkan di blogger pribadi dan platform kompasiana. Kepuasan tersendiri pasti ada dan dirasakan. Tetapi belum cukup. Ada keinginan-keinginan lebih yang selalu berontak, seolah terbelunggu. Namun belum keluar secara optimal. Baik itu keresahan dan buah pikiran tertentu. Sebagai guru seharusnya menulis sesuatu yang ilmiah. Tapi saya belum sampai kesana. Tidak bisa kerja sendiri. Butuh guru atau mentor yang lebih paham. 

Saya ingin menulis selain keresahan tapi sekaligus bermanfaat untuk orang lain. Maka saya mulai mendata setiap artikel yang sudah tayang di kompasiana. Apa saja penilaian yang diberikan para pembaca. Nilai yang saya dapat cukup berimbang tidak ada yang condong bermanfaat, atau inspiratif misalnya semua secara rata-rata  saja. Dan itu tidak berpengaruh dengan produktifitas saya untuk tetap menulis. Ketika komedian berkomedi dengan keresahannya yang menjadi nyawa komedinya. Saya sebagai konten kreator kompasiana atu konten writer kompasiana mengungkapkan keresaha lewat artikel yang selalu apa saja yang membacanya. Ada hal juga yang bisa meningkatkan pembaca di kompasiana. Diantaranya blog walking. Baca artikel penulis lain, beri komentar. Sebaliknya biasanya artikel ini akan dibaca penulis yang sudah kita kunjungi artikelnya dan mereka akan membalas dengan menbaca artikel kita dan memberi rating serta komentar.

Tidak jarang juga akun kita di follow penulis lain. Memang tradisi dari penulis untuk penulis. Semua akan kembali ke penulis lagi. Begitu seterusnya. Saling menghidupkan sesama kompasianer. Atmosfir ini yang saya rasakan dan berkesan bagi saya. Membaca artikel lain juga menjadi motivasi bagi saya dan penulis lain. Dan saya belum cukup konsisten untuk posting artikel setiap hari. Selain kesibukan mengajar dan juga terkadang harus menunggu ide dulu. Padahal kompasiana sudah menyediakan topik yang akan menjadi bahan artikel kompasianer. Tapi entah mengapa saya lebih sering tidak menulis berdasarkan topik itu. Ya mostly karena topik itu bukan minat saya. Sesederhana itu. Saya sudah terlanjur memiliki mindset untuk membuat tulisan yang long lasting. Yang tidak basi dan selalu bisa dibaca kapan saja. Dan semoga saja ada manfaatnya.  

Menulis konten di kompasiana itu menariknya dan ini sudah pernah saya sebutkan di artikel saya lainnya 9 Tahun di Kompasiana. Yaitu apapun yang kita posting selalu ada yang membaca. Ini menariknya. Sehingga lanjut ke kesimpulan saya bahwa bagi saya pribadi saya tidak peduli lagi apakah artikel saya di baca atau tidak. Atau hanya sekedar di lihat saja tanpa membacanya. Fine-fine aja. Ketika ada yang memberi rating, komentar itu adalah bonus. Dan terima kasih bagi yang sudah melakukannya terima kasih yang tak terhingga. Dan percayalah ketika ada kompasianer lain yang memberi rating atau komentar, saya otomatis mem-follow kompasianer itu dan membaca beberapa artikelnya dan memberi komentar. Begitu selalu siklusnya. Maka terciptalah situasi yang kondusif diantara kompasianer. Syukur-syukur ada yang kritik. Bagi saya itu adalah pujian yang tak ternilai. Tapi kenyataannya belum ada.

Bagaimana untuk menjadi konsisten? Jawabnya adalah terus lakukan dan terus belajar. Dengan cara membaca artikel lain, membaca buku referensi. Perkaya wawasan dari mana saja. Banyak artikel menarik di luar sana. Pelihara selalu rasa lapar akan informasi. Mencoba melihat suatu problem dari sisi lain, perspektif lain. Kalau kata Rocky Gerung "counter paradigm". Lawan cara pandang kita dengan sudut pandang lain. Diperlukan keberanian juga untuk itu. Karena betapa banyak orang-orang disana yang cenderung takut untuk mulai menulis karena merasa belum percaya diri. Belum dilakukan kok sudah takut duluan. Itu namanya menyerah sebelum perang. Just do it ! tantang diri sendiri untuk melakukan hal yang berpotensi menimbulkan resiko. Karena hidup memang penuh resiko. Tidak ada manusia yang terbebas dari resiko selain yang sudah mati. Seorang ilmuwan pernah berkata bahwa resiko terbesar manusia adalah kematian, setelah kematian maka tidak ada lagi resiko terbesar. 

Selamat menulis ria di kompasiana. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun