Mohon tunggu...
Ashri Riswandi Djamil
Ashri Riswandi Djamil Mohon Tunggu... Guru - Belajar, belajar, dan belajar

wkwk land

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Guru Honorer Pahlawan Tanpa Tunjangan

20 November 2022   09:00 Diperbarui: 22 November 2022   14:57 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Pendidikan adaptif terus dikembangkan demi menjangkau anak-anak di pedalaman. Guru mengambil peran penting di dalamnya. (Foto: KOMPAS/IRMA TAMBUNAN)

Hari ini sistem yang membuat guru seperti di kekang dengan kurikulum yang ada. Memang ada juga baiknya kurikulum di era Mas Menteri Nadiem Makarim. 

Kita harus bantu beliau untuk lebih berkembang lagi. Namun sayangnya kondisi di sekitar beliau itu yang memperlambat tujuannya. Masih saja berbenturan dengan birokrasi yang rumit. 

Contoh kecilnya adalah soal penilaian saja. Bagaimana nilai masih di dewakan di negeri ini. Sekolah begitu takut ketika nilai-nilai murid yang dihasilkan rendah, di bawah kkm. 

Sementara guru juga terjebak disana. Ketika memberikan nilai kepada muridnya. Sudah rahasia umum nilai murid mesti dikatrol demi reputasi sekolah. Sementara kemampuan si murid sebenarnya belum sampai. 

Pun sebaliknya jika murid diberikan nilai yang rendah, apa adanya. Padahal memang kemampuannya begitu. Tetap saja guru dipaksa kepala sekolah untuk memberikan nilai yang kkm. 

Jadi perbedaan antara satu murid yang pandai dan yang biasa selisihnya sedikit sekali. Sehingga murid yang kemampuan sebenarnya tidak seperti seharusnya menjadi menyepelekan belajar. Karena mereka juga sudah tahu. 

Toh nanti pas kenaikan kelas juga nilainya akan dinaikkan. Akhirnya murid tidak tambah semangat dalam belajar. Tidak mengeluarkan kemampuan terbaik mereka. 

Padahal mereka bisa lebih baik dari itu. Guru juga sebagian besar, tidak semua guru tentunya, merasa ribet jika harus melakukan remidial misalnya karena akan kerja lebih banyak lagi. 

Mengolah nilai, merekayasa nilai, bingung mau kasih nilai berapa karena kemampuannya belum cukup KKM. Bahkan setelah remidial. Membuat soal lain. Dan hal-hal yang menyertai lainnya. 

Guru juga dituntut untuk membuat administrasi pembelajaran yang banyak, tebal-tebal sampai satu rim mungkin lebih. Membuang banyak kertas yang ujung-ujungnya tidak dibaca juga oleh kepala sekolah atau pengawas. 

Apalagi pelajaran yang dianggap kurang atau tidak penting. Nah untuk pelajaran yang dianggap tidak penting ini, seperti seni budaya, pendidikan jasmani dan olahraga, prakarya, TIK, dan budaya lokal, dan ada lagi pelajaran lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun