Mohon tunggu...
Ashri Riswandi Djamil
Ashri Riswandi Djamil Mohon Tunggu... Guru - Belajar, belajar, dan belajar

wkwk land

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menggerutu Lewat Tulisan

14 Maret 2022   13:55 Diperbarui: 14 Maret 2022   13:59 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia memang makhluk paling cerdas di bumi. Bukan sejagat raya. Karena kita belum tahu pasti. Bisa jadi ada makhluk yang lebih hebat lagi dari manusia. 

Ingat, di atas langit masih ada langit. Manusia juga tidak sempurna. Tidak ada manusia yang cerdas di semua sisi. Ada yang cerdas intelijensinya, ada yang cerdas emosinya dan lain-lain. 

Di balik ketidaksempurnaan manusia itu ada banyak sifat manusia. Salah satu sifat manusia yang umum terjadi adalah mengeluh, menggerutu, pemarah, culas, atau selalu sinis. 

Tidak ada yang salah atau benar dengan semua itu. Hanya saja bagaimana cara kita melampiaskannya. Bagaimana cara kita mengaturnya agar lebih cantik dan rapih dalam memainkannya.

Mengeluh itu biasa. Karena pasti ada sebabnya kita mengeluh. Maka kalau ada kata-kata "jangan mengeluh jadi orang". Harus sesuai konteksnya. Mengeluh boleh asal tidak mengganggu orang lain, mengeluh boleh. Secukupnya saja. Karena segala sesuatu yang berlebihan itu ada akibatnya. Ada konsekuensinya. 

Maka mengeluhlah dalam hati. Jangan orang lain tahu. Ini cara yang paling aman. Tapi ada cara yang aman juga. Kita bisa melakukannya dengan bebas. Bebas tanpa menyakiti atau merendahkan orang lain. Bebas mengekspresikannya lewat media yang tepat. 

Media sosial masih kurang pas juga sebenarnya. Kesannya murah dan dangkal. Bisa kita lihat setiap hari komen-komen atau cuitan-cuitan di media sosial berakhir dengan saling menghina dan melecehkan lewat kata-kata. Perundungan daring tidak perlu disebutkan lagi dampak buruknya.

Media ini adalah blog. Walaupun ada kolom komentar. Tapi menulis sebuah opini atau artikel di blog itu berbeda aja. Sangat jauh berbeda dibandingkan dengan update-an status atau cuitan medsos. Lebih intelektual aja. Karena tidak semua orang bisa, maksudnya mau menulis di blog. Apapun platformnya. 

Dan menulis artikel sekalipun itu opini, tidak semudah yang terlihat juga. Tidak semudah membaca tulisan. Menulis di blog itu menjadi catatan pemikiran penulisnya yang bisa jadi abadi. Ya selama internet belum punah. 

Apalagi blog online yang datanya tersimpan rapi di server penyedianya. Seperti blogger, wordpress, atau blog tercinta kita kompasiana. Semua orang bisa baca, posting tulisan dan berkomentar.

Menggerutulah lewat tulisan. Pasti ada saja yang membaca. Sukur-sukur ada manfaatnya bagi pembaca. Jika ada yang tidak setuju dengan artikel yang kita tulis, maka lawanlah dengan artikel juga. Ini lebih sehat dan sportif. Tanpa harus merendahkan penulisnya. Kalau bisa jangan menyinggung judul artikelnya. Pasti penulisnya bisa melihat dan paham kok. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun