Mohon tunggu...
Ashri Riswandi Djamil
Ashri Riswandi Djamil Mohon Tunggu... Guru - Belajar, belajar, dan belajar

wkwk land

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Syair Getir Jiwa

25 November 2021   04:20 Diperbarui: 25 November 2021   04:23 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Enersi entah dari mana. Tembok itu retak dan berhamburan seperti kerumunan semut yang kalang kabut.

 Kembali ke jalur utama pikiran-pikiran berkabut. Masih belum nampak juga dia. 

Kemana dia belok tadi? Cari yang lain.

 Masih ada sang waktu didepan mata. 

Terus saja gerakkan jari jemarimu. Cepat lebih cepat dari masturbasi nafsu dunia.

 Gerakan acak bukan naik turun maju mundur yang membosankan itu.

 Mainkan sepuluh jarimu. Banyak peluang bertebaran di atas tuts kibod hitammu yang berdebu. 

Teruslah menari. Lupakan syahwat media sosialmu biarkan mereka meronta-ronta ingin dimasukkan jarimu yang lentik.

Sosial media seperti lubang senggama ingin selalu di masuki pikiran-pikiran palsu. Pertemanan semu. Tembok toilet penuh coret. Itulah sosial media. Tidak nyata apalagi maya.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun