Bagaimana cara membaca yang baik masih menjadi pertanyaan banyak orang. Namun yang paling penting adalah "mulai aja". Sebenarnya bukan hanya dipertanyakan dan dibicarakan. Mulailah membaca!
Karena membaca adalah kunci dalam belajar, seharusnya ini diajarkan sejak kita sekolah dasar. Dalam hal ini cara membaca yang baik buku non-fiksi. Ini pertanyaan umum sebagian besar orang, yaitu 1) Bagaimana anda mengingat semua yang anda baca? 2) Bagaimana membaca lebih cepat? 3) Bagaimana membaca lebih banyak buku?Â
Berikut adalah paparan Mark Manson seorang penulis buku "Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat". Mari kita mulai!
Mengingat apa yang kita baca. Mari memulai dengan mengingat yang kita baca. "Anda membaca begitu banyak, bagaimana cara mengingat itu semua?"
Mudah, bagi saya tidak! Saya juga tidak mengharapkan bisa melakukannya. Dan seharusnya anda juga tidak.
Coba ingat-ingat kapan terakhir kali kita jalan-jalan ke suatu tempat atau kota pertama kali. Mungkin waktu liburan, mungkin perjalanan bisnis. Tapi kemungkinan ketika anda pikir lagi, anda tidak ingat seluruh tentang tempat itu. Dalam pikiranmu, mungkin hanya ingatan secara umum. Ingatan visual dan suara atau satu dua aroma.
Sekarang, coba tanya diri kita sendiri beberapa pertanyaan tentang tempat ini. Dimana kita menginap? Apakah di rumah atau hotel? Apakah anda ingat jalanannya?Â
Secara samar-samar apakah anda ingat bagian kota yang anda datangi? Apakah anda makan di sekitar tempat anda menginap? Jika iya, apakah ingat rumah makannya? Apa jenis lampu yang digunakan? Meja dan kursi seperti apa yang anda duduki?
Apa yang anda perhatikan saat pertama mulai mencoba mengingat dari pertanyaan-pertanyaan tadi, muncul ingatan. Anda mendadak ingat saat makan malam di tempat itu di hari pertama. Anehnya sampai detil ketika pramusajinya menumpahi minuman tanpa sengaja. Atau saat itu anda ngobrol sesama turis lokal dan sejenisnya.
Itu karena memori manusia tidak muncul dari kekosongan. Tapi berdasarkan asosiasi. Kebanyakan dari memori terbengkalai. Anda bisa secara aktif memasuki ingatan itu kapan saja anda mau. Sebaliknya, mereka harus digali oleh peristiwa relevan saat ini.
Sama halnya dengan buku. Kebanyakan dari informasi yang anda pilih dari buku, anda tidak akan menyadari mengingatnya sampai menjadi relevan dalam hidupmu entah bagaimana.Â
Seseorang menyebut penyatuan Jerman dan mendadak buku yang anda baca tentang Bismarck empat tahun lalu datang lagi saat anda sedang diskusi tentang hal yang anda pikir anda lupa.
Masalahnya adalah kebanyakan dari kita belajar membaca untuk sekolah. Dan sekolah mengkondisikan kita untuk berasumsi bahwa kita harus mengingat semua yang kit abaca alias menghafal. Seharusnya tidak. Memori manusia tidak bekerja seperti itu. Kita melakukan itu hanya untuk mencapai nilai yang tinggi dalam tes.
Tapi ini bukan kehidupan sebenarnya. Anda tidak akan selalu ditanyai di setiap materi. Dan jika anda lupa sesuatu, anda selalu bisa menuju rak buku, dan baca buku lagi. Tidak ada orang yang bisa menghukummu karena lupa.
Jadi, anda sebenarnya tidak tidak perlu mengingat semua informasi dari setiap buku, anda secara sederhana hanya perlu mengingat apa informasi di tiap buku. Semua hal yang saya tulis di blog, saya tidak ingat, saya hanya ingat saat melihatnya. Lalu saya ambil buku, buka bab tertentu, segarkan ingatan, dan tulis lagi. Tara! Saya "ingat".
Anda tidak harus membaca semuanya atau membaca berurutan
Sejak kita paham bahwa cara membaca secara optimal dan berguna. Tidak menjejalkan sampah dalam otak kita sebisa mungkin, lalu kita tidak harus menyelesaikan setiap buku yang mulai kita baca juga.
Faktanya, saya mencari buku baru dengan sikap buku-buku itu harus menarik perhatian saya, antara kualitas tulisan atau kualitas informasi. Saya punya aturan pribadi, jika saya dapat 10% isi buku dan belum menikmatinya, maka saya cari buku lain. Hidup terlalu singkat dan terlalu banyak buku di dunia.
Atau kadang-kadang, saya melakukan pemindaian pada daftar isi dan melihat jika ada bab selanjutnya yang menjanjikan. Jika ada, saya lompat ke bab itu. Banyak buku yang telah saya baca, hanya pada bab 1,5,6, 11 dan 12. Sisa babnya tidak menarik. Jadi saya lewatkan semua. Dan itu tidak apa-apa. Ingat! Tidak ada quiz!
Demikian pula, jika anda tidak tertarik pada bab yang anda lihat dan anda sebenarnya sudah paham, lewati saja. Mungkin kita pernah membaca teori tentang ekonomi dasar misalnya.Â
Dan teori itu muncul di setiap buku apapun tentang ekonomi. Ya lewati saja. Kita pasti sudah paham kan? Satu contoh saja. Jadi cara kita membaca, begitu ada informasi pada satu bab dan kita sudah pernah baca berkali-kali, maka lewati saja.Â
Lalu pindah ke halaman berikutnya. Bisa saja kita baca halaman 1 -- 25, kemudian lompat ke halaman 55. Karena halaman diantaranya kita sudah paham. Terus begitu sampai selesai. Jika ada yang terlewat, kita kembali lagi ke halaman yang penting tersebut.
Terkadang saya melakukannya pada halaman yang sama. Saya menuju ke paragraf secara berulang-ulang beberapa kali. Lalu menyadari ada yang terlewat, balik lagi ke kalimat terakhir pada paragraf yang dilewati tadi. Melakukan skim beberapa baris. Lalu menemukan info yang dibutuhkan. Â
Poin dari membaca adalah untuk memaksimalkan pemrosesan informasi yang kita minati. Membaca berurutan dan memproses setiap kata setiap buku adalah cara paling efisien yang jarang dilakukan.Â
Faktanya, kecuali bukunya sangat menarik dan atau ditulis dengan sangat baik, tidak pernah efisien untuk dibaca berurutan. Latihlah untuk belajar bagaimana membaca cara skip dan skim dengan baik.
Bagaimana membaca lebih banyak
Dan akhirnya, seperti kebanyakan aktifitas jangka panjang, saya menemukan bahwa orang-orang kebanyakan begitu meremehkan berapa lama mereka membaca banyak buku.Â
Sekian tahun ini, saya secara konsisten membaca 60 -- 75 buku setiap tahun. Banyak teman dan keluarga mengetahuinya dan memandang saya seperti memiliki kekuatan super. Tapi faktanya, kecepatan membaca saya sedikit di atas rata-rata. Rahasia nya adalah saya membuat jadwal membaca setiap hari dan jarang bolos.
Coba berpikir seperti ini. Rata-rata orang membaca sedikit kurang dari satu halaman dalam semenit. Rata-rata buku 300 halaman.Â
Jika anda menerapkan beberapa teknik tanpa berurutan di atas (dan juga tidak merasa wajib menyorot atau mengingat semuanya ), maka anda kemungkinan membaca 150 -- 250 halaman pada rata-rata buku. Itu menjadi 180 -- 300 menit atau 3 sampai 6 jam per buku.
Jika anda menganggarkan 30 menit sehari untuk membaca secara konsisten, berarti satu buku dalam 10 hari ... atau 35 buku setahun. Tambahkan di perjalanan, istirahat makan siang, antri di bank, atau buku favorit yang selalu di baca secara rutin. Bisa satu buku dalam satu pekan. Itu menjadi 50 buku dalam setahun.
Apalagi, semakin banyak anda membaca, semakin cepat anda menguasai. Tidak hanya anda menjadi pembaca yang lebih baik, tapi karena anda bisa melewati lebih banyak hal langsung ke poinnya.Â
Saya akhirnya melewatkan sekitar setengah dari sebagian besar buku psikologi hari ini, hanya karena saya telah melihat begitu banyak penelitian di buku lain yang telah saya baca. Membaca buku psikologi untuk saya hari ini mungkin membutuhkan separuh waktu dibandingkan lima tahun yang lalu.
Jadi, tidak, ini bukanlah upaya yang sangat besar untuk menjadi orang yang sangat banyak membaca. Ini seperti hal lainnya: lakukan dengan cerdas, dan konsisten, pekan demi pekan, tahun demi tahun, dan satu hari anda terbangun dan membaca ratusan buku dan orang-orang akan menatapmu seolah anda seperti ensiklopedi aneh yang tahu dan mengingat segalanya -- tapi anda tidak ingat apapun.Â
Hanya saja ketika seseorang mengatakan sesuatu yang memicu ingatan tentang buku yang anda baca empat tahun lalu dan sekumpulan ide terkait datang membanjiri pikiran anda dan sekarang anda terdengar sangat pintar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H