Maka tidak heran sang penulis lagu ini. Menciptakan karyanya sebagian besar tentang keluasan alam. Keindahan alam. Alangkah indahnya alam. Dalam Bahasa Inggris bahkan telanjang atau bugil sama-sama di sebut naked. Sementara Bahasa Indonesia, perlu diperkuat lagi. Telanjang belum tentu bugil.Â
Telanjang yang bagaimana? Ada telanjang dada berarti masih ada pakaian yang melekat yaitu celana. Sementara bugil sudah pasti tanpa pakaian sehelaipun. Ini termasuk keindahan dalam Bahasa Indonesia. Jadi dalam lagu itu. Selalu ada satu pesan. Untuk mengingatkan manusia. Dari mana dia berasal.Â
Bagaimana tidak berdayanya manusia pada awalnya. Tidak punya apa-apa pada awal kehidupannya. Maka itu manusia butuh manusia lainnya. Agar manusia menjadi manusia seutuhnya. Memiliki rasa empati. Memiliki jiwa sosial yang baik. Karena manusia tercipta pun oleh perantara dua orang berbeda jenis. Pria dan wanita. Artinya manusia lahir tidak oleh hanya satu manusia penyebabnya. Tapi sepasang manusia yang mengakibatkan lahirnya manusia baru ke dunia.Â
Tidak ada yang bisa bekerja sendiri. Selalu ada yang lain membantu. Seperti analogi yang cukup menarik menurutku. Sebuah perusahaan. Tidak mungkin berjalan jika hanya dijalankan oleh pendirinya. Walaupun ada komisaris, ada direkturnya. Ada manajer nya. Selalu membutuhkan staff. Selalu membutuhkan pegawai atau karyawan.Â
Dengan job desk yang berbeda-beda. Barulah sebuah perusahaan atau organisasi itu bisa berjalan. Maka tidak mungkin jika semua orang berpikiran harus menjadi pengusaha. Jadi bos. Jadi direktur. Tidak mungkin. Sebuah pabrik pakaian tidak mungkin tanpa karyawan yang menjahit pakaian. Dan seterusnya. Ini adalah hukum alam? Atau apa namanya? Semua bersinergi. Ber kolaborasi.Â
Bekerjasama. Ini dinamika kehidupan. Masing-masing kita memiliki jalurnya sendiri. Maka kita harus melihatnya dengan mata telanjang. Manusia lahir telanjang, mati pun dalam keadaan telanjang. Walaupun di beri sehelai kain. Dalamnya tetap telanjang. Â Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H