Mohon tunggu...
Ashri Riswandi Djamil
Ashri Riswandi Djamil Mohon Tunggu... Guru - Belajar, belajar, dan belajar

wkwk land

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

The Naked Writer

10 Agustus 2020   10:01 Diperbarui: 10 Agustus 2020   10:13 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Maka tidak heran sang penulis lagu ini. Menciptakan karyanya sebagian besar tentang keluasan alam. Keindahan alam. Alangkah indahnya alam. Dalam Bahasa Inggris bahkan telanjang atau bugil sama-sama di sebut naked. Sementara Bahasa Indonesia, perlu diperkuat lagi. Telanjang belum tentu bugil. 

Telanjang yang bagaimana? Ada telanjang dada berarti masih ada pakaian yang melekat yaitu celana. Sementara bugil sudah pasti tanpa pakaian sehelaipun. Ini termasuk keindahan dalam Bahasa Indonesia. Jadi dalam lagu itu. Selalu ada satu pesan. Untuk mengingatkan manusia. Dari mana dia berasal. 

Bagaimana tidak berdayanya manusia pada awalnya. Tidak punya apa-apa pada awal kehidupannya. Maka itu manusia butuh manusia lainnya. Agar manusia menjadi manusia seutuhnya. Memiliki rasa empati. Memiliki jiwa sosial yang baik. Karena manusia tercipta pun oleh perantara dua orang berbeda jenis. Pria dan wanita. Artinya manusia lahir tidak oleh hanya satu manusia penyebabnya. Tapi sepasang manusia yang mengakibatkan lahirnya manusia baru ke dunia. 

Tidak ada yang bisa bekerja sendiri. Selalu ada yang lain membantu. Seperti analogi yang cukup menarik menurutku. Sebuah perusahaan. Tidak mungkin berjalan jika hanya dijalankan oleh pendirinya. Walaupun ada komisaris, ada direkturnya. Ada manajer nya. Selalu membutuhkan staff. Selalu membutuhkan pegawai atau karyawan. 

Dengan job desk yang berbeda-beda. Barulah sebuah perusahaan atau organisasi itu bisa berjalan. Maka tidak mungkin jika semua orang berpikiran harus menjadi pengusaha. Jadi bos. Jadi direktur. Tidak mungkin. Sebuah pabrik pakaian tidak mungkin tanpa karyawan yang menjahit pakaian. Dan seterusnya. Ini adalah hukum alam? Atau apa namanya? Semua bersinergi. Ber kolaborasi. 

Bekerjasama. Ini dinamika kehidupan. Masing-masing kita memiliki jalurnya sendiri. Maka kita harus melihatnya dengan mata telanjang. Manusia lahir telanjang, mati pun dalam keadaan telanjang. Walaupun di beri sehelai kain. Dalamnya tetap telanjang.     

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun