Tadi malam, tengah malam 1 Rabiul Awal 1435 tahun silam, di rumah mulia yang sudah dikepung para lelaki pemburu hadiah, Nabi Saw berpesan kepada Ali untuk menggantikan beliau berbaring di atas pembaringan beliau. Sementara beliau akan pergi memulai perjalanan hijrah ke Madinah.
Ali bertanya, "Apakah jika aku menggantikan posisimu di sini engkau selamat di sana, wahai Rasulullah?"
Nabi menjawab, "Ya, saya akan selamat."
"Baiklah, kalau engkau memang akan selamat, aku akan menggantikanmu di sini," kata Ali.
Pemuda duapuluhan tahun ini lebih mencemaskan keselamatan Sang Nabi yang pergi, ketimbang keselamatan dirinya yang berada di rumah yang menjadi target pembunuhan dalam intaian pedang-pedang yang terhunus....
Singkat cerita, di rumah Nabi ini Ali selamat. Usai menghadapi orang-orang garang dengan nafsu membunuh, yang memaksa mendobrak pintu rumah Nabi, dan hampir saja mereka membunuhnya, Ali yang pemberani itu pun menyusul Nabi belakangan…
Atas keikhlasannya menghadapi maut, di ujung pedang-pedang yang siap diayunkan itulah, turun ayat, “Wa min al-naasi man yasyri nafsahu ibtigha`i mardhaatillah, wallahu ra`uufun bi al-`ibad…” Dan di antara manusia ada yang menjual dirinya untuk mencari keridhaan Allah. Allah Maha Penyantun bagi para hamba… (QS al-Baqarah, 2:207)
Saat-saat Nabi hijrah adalah peristiwa yang sangat heroik… Semoga kita kecipratan spiritnya…
Nabi Saw. memulai perjalanan hijrah dari Makkah ke Madinah. Bertolak dari rumah mulia beliau, beliau bertemu Abu Bakar di ujung jalan. Bersamanya beliau berjalan selama 11 hari. Pada 12 Rabi`ul Awwal, beliau menginjakkan kaki di Madinah untuk pertama kali..
Saat dalam peralanan, keduanya sempat singgah di gua Tsur untuk bersembunyi. Saat Abu Bakar gemetar ketakutan meihat para pengejar berada di atas mulut gua, Sang Nabi memberi nasihat, “Laa tahzan… Jangan bersedih.”
“Ingatlah ketika keduanya (bersembunyi) di dalam gua, ketika Muhamamd berkata kepada temannya (Abu Bakar), “janganlah engkau bersedih.”
Hijrah adalah perjalanan yang menegangkan… dan menguji keimanan…
Maka… bulan Rabi`ul Awwal bukan hanya Syahru Mawlid al-Rasul (bulan kelahiran Rasul), tetapi juga bulan Syahru Hijrati al-Rasul (Bulan Hijrah Rasul)… Sehingga peringatan di dalamnya berkenaan dengan dua peristiwa penting tersebut sekaligus…
Karenanya yang dibahas dalam peringatan Mawlid Nabi di bulan Rabi`ul Awwal ini, selain hikmah mawlidnya juga sekaligus hikmah hijrahnya… Itu akan menjadi bahasan yang menarik… Dan para mubaligh bisa memiliki tema bahasan yang lebih variatif.
Sungguh… Kelahiran Nabi Saw. adalah busyra, kabar gembira bagi alam semesta… Bahkan kabar gembira tentang kelahiran Nabi Agung ini selalu dikabarkan oleh semua nabi … Seperti yang ditegaskan oleh Nabi Isa dalam surat al-Shaff. “….Mubasysyiran bi rasuulin ya`tii min ba`dii ismuhu ahmad…” …..(Aku diutus) untuk memberi kabar gembira dengan kedatangan seorang rasul yang datang sesudahku, namanya Ahmad (Muhammad)…”
Sementara hijrah beliau adalah sebuah fase penting dari visi besar risalah untuk menciptakan sejarah kemanusiaan yang diwahyukan…
Alhasil, Rabi`ul Awwal adalah bulan mawlid (kelahiran) dan bulan hijrah Nabi Saw… Karenanya bulan ini memiliki makna penting bagi umat Islam.. Dan kita harus memaknainya lebih penting dan aktual lagi….
Semoga…!
allahumma shalli ala Muhammad wa aali Muhammad
ashoffmurtadha
Dengan Cinta Kita Jelang Mawlid al-Mushthafa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H