Mohon tunggu...
Ashita Sy
Ashita Sy Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - IRT

IRT

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Luruh Membumi, Lirih Merepih Semesta, Mencakar Ketimpangan Realita

14 Desember 2020   21:24 Diperbarui: 14 Desember 2020   21:36 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ku ujar lirih perih, bukan sebagai benciku pada realita, tapi sebagai petuahku mencakar ketimpangan realita.

Karena terkadang, alunan ketimpangan realita, membuat terhenyak dan tersentak dalam diam.

Ku ujar lirih pedih, bukan sebagai murkaku pada realita, tapi sebagai wejangan kearifan yang tegak tantang merepih semesta.

Karena terkadang, para pemuja kuasa dengan atribut keduniawiannya, takhirau dan mengejek yang sejatinya adalah hakiki.

Lirihku akan tetap luruh membumi dan merepih semesta, walau yang menjadi akhirnya seperti takberujung pangkal, tapi pasti nanti hakiki yang sejati, akan mengais sisa-sisa yang menjadi kebenarannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun