Mohon tunggu...
ashimuddin musa
ashimuddin musa Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Jadilah orang pertama yang berbuat baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tenangkan Dirimu

16 Mei 2022   14:02 Diperbarui: 16 Mei 2022   14:30 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tenangkan dirimu", berikut kata hati Ra Mus. Saat sedang menyendiri, detak jantung terus berdebar, seperti tampak cemas. Menyendiri kadang kurang bagus bagi siapapun, apa lagi pada saat yang sama sedang dihantam banyak masalah. 

Syukur-syukur kalau tetap tenang. Palingan depresi akut. Pada gilirannya melakukan sesuatu yang ada di luar nalar sehat. Melakukan apapun. Yang penting menurut benar. Padahal keliru. Sangat keliru. 

Untung Ra Mus dididik menjadi manusia penuh adab. Ketika ada secuil masalah ia hadapi dengan penuh kedewasaan. Ia bergerak dan bangkit. Itulah Ra Mus, ciri macam manusia ideal yang tak takut atas segala tantangan. 

Bagi Ra Mus, menghadapi daripada tantangan, meskipun ia sendiri tidak tahu apa nanti endingnya, adalah sebuah peluang besar  membuka pintu keberhasilan. Pecundang, penakut, adalah lari sebelum ia kalah dalam peperangan. Itulah Ra Mus. 

Keyakinan bahwa do'a yang ia senandungkan di setiap sepertiga malam merupakan cara dia menghaturkan segala aduan. Ia yakin, semua aduan yang ia bungkus melalui manifestasi syukur diiringi munajat, cepat atau lambat akan terwujud dalam dunia kehidupan. 

Dalam mewujudkan mimpinya, ia yakin, setiap air yang dituangkan ke gelas yang karatan, sementara gelas itu tidak dibersihkan, lalu sama sekali tidak ada upaya untuk membersihkannya, maka menurutnya semua itu adalah sia-sia. 

Memang benar, setiap ada keinginan, lalu dari setiap keinginan itu tidak dilakukan sebuah perencanaan, kemudian dilanjutkan pada tataran aplikasi, berapa pun besarnya impian tersebut adalah sebuah keanehan. Dimungkinkan pula, impian itu tidak bakal berhasil. 

Harus banyak belajar pada orang besar, yang sukses menjadi milyarder. Pencetus KFC, Kolonel Sanders, misalnya. Awalnya ia dihadapkan pada semacam tantangan begitu besar. Dibully, dicacimaki, direndahkan dan bahkan mengalami penolakan saat ia menawarkan resepnya kurang-lebih 1000 kali penolakan. 

Namun, ia tidak mudah mengeluh dan menyerah begitu saja. Tidak seperti karakter pecundang yang menyerah sebelum kalah dalam peperangan. Meskipun kegagalan hingga ratusan kali ia terimanya. 

Apa yang terjadi, di usia 1953 M ia mulai merintis bisnisnya dan berhasil diberi nama Kentucky Fried Chicken atau KfC. Restoran itulah yang berkembang sangat pesat dan akhirnya menjadi salah satu franchise makanan cepat saji terbesar di seluruh dunia.

Demikian dengan Ra Mus, terus berusaha mengejar mimpi-mimpinya. Selanjutnya, bagaimana kisah cerita selanjutnya? Ikuti cerita selanjutnya. Tetap pantengin terus artikel cerpen di sini. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun