Setiap pesantren, tak terkecuali pesantren Motivator Qur'an, mempunyai cara unik dalam melakukan transformasi akhlak terhadap para santri. Akhlak di lingkungan pesantren ini dianggap sangat penting daripada memberikan keilmuan-keilmuan lainnya. Sementara itu, pesantren ini adalah pesantren Tahfiz, yang mengajarkan Al-Qur'an. Oleh sebab itu, santri yang berkarakter dan berilmu menjadi salah satu ikhtiar pesantren Motivator Qur'an Ekselensia Indonesia ini.
Salah satu yang menjadi keunikan tersendiri dari pesantren Motivator tersebut yaitu para santri telah diperkenalkan tentang konsep Brain Wave Management (BWM). BWM ini adalah istilah lain dari 'gelombang otak'. Ilmu BWM ini langsung diajarkan oleh pengasuh pesantren: Ustadz Edy Susanto pada setiap ada kuliah umum bersama beliau.
Bicara BMW atau tangga ma'rifah adalah sangatlah penting. BMW memiliki ketertarikan tersendiri bagi siapapun yang pada saat yang sama sedang mempelajarinya. BWM berkaitan dengan ilmu otak. Dengan memahami dan mengerti ilmu BWM ini, maka orang yang demikian itu akan memiliki kepekaan tingkat tinggi, tidak hanya peka secara intelektual, karena kepekaan intelektual kerapkali lemah terhadap lingkungan, lingkungan bahkan agama. BWM lebih membawa pada sesuatu yang lebih mendalam dalam memahami agama. Dengan demikian, maka seseorang akan memiliki kecerdasan secara sosial, spiritual, maupun intelektual.
Secara umum, BWM dibagi menjadi empat, yaitu: Betha, Alpha, Theta Delta/Ghama. Secara istilah, BWM adalah metode manajemen otak di dalam mengatur laku gerak kehidupan manusia untuk kemudian diupayakan agar dapat menebarkan aura positif berupa kebahagiaan yang dimasukkan ke gelombang Alpha atau ma'rifah. Seseorang yang berada di gelombang Alfa atau ma'rifah ini adalah orang-orang yang memiliki spesialisasi otak atau pikiran yang luar biasa dengan tingkatan ma'rifah.
Pikiran terdapat dalam otak, yang hasil dari pikiran ini akan menghasilkan akal. Sementara itu, segala sesuatu yang menampung segala energi ialah hati (qalbu). Tujuan akhir dalam mempelajari ilmu ini adalah Akhlak al-karimah, yaitu: akhlak kepada Allah, kepada Manusia dan kepada Alam. Orang yang memiliki akhlak yang baik seperti ini ialah mereka yang telah mencapai level ma'rifah. Menurut Syekh Abdul Qadir Jailani, seseorang yang sudah sampai pada level ma'rifah merupakan manusia spesial yang kemungkinan besar dia susah untuk diakses oleh nafsu atau syaitan. Meskipun demikian, di atas level ma'rifah masih ada level tertinggi lagi yaitu level hakikat, sebuah level yang ditempuh tidak oleh sembarang orang. Hanya mereka yang terpilih saja.
Allah berfirman dalam Al-Qur'an: "Demi kemuliaan-Mu, pasti akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih di antara mereka" (Q.S. Shad [38]: 82-83)
Â
Oleh sebab itulah hamba menurut Syekh Abdul Qadir Jailani harus sampai pada derajat hakikat, agar menjadi hamba yang terpilih dan terselamatkan.
Adapun gelombang Betha ialah berada di bagian otak kiri. Dalam hal ini karakter yang dimilikinya ialah beberapa hal yang bersifat negatif, sepert:i cemas, pelit, perhitungan, sadar, kognitif, stress, analisis, dan lainnya. Pikiran adalah magnet atau energi yang kuat, bisa menggerakkan sesuatu atau segala yang dipikirkan akan menjadi nata, karena berada dalam fokus tinggi atau adanya hubungan/sinkron antara otak dan hati.
Kemudian, lanjut pada otak kanan. Otak kanan inilah yang banyak mengandung segala hal yang bersifat positif, bahkan pada tingkatan ma'rifah. Diantara perangainya ialah: ikhlas, khusu', meditasi, tenang, santai, endorphine, serotonin, dan lainnya. Biasanya kecerdasan yang dominan dengan otak kanan ini, dilihat dari sisi StiFin ialah kecerdasan Intuiting. Alam bawah sadar adalah salah satu solusi sebagai pemecah masalah, sebagai contoh: Anak menangis dialihkan ke sesuatu lain yang membuatnya tidak akan menangis bila mengingat sesuatu tersebut.
Gelombang selanjutnya ialah gelombang Theta. Gelombang ini memiliki karakter, yaitu: sangat khusu', problem solving, mimpi, nurani bawah sadar, ikhlas, kreatif, dan lainnya. Seseorang yang berada dalam gelombang ini tidak akan pernah takut terhadap apapun, kecuali pada Allah. Ini salah satu sifat positif yang ditimbulkan dalam gelombang ini. Sebaliknya bila gelombang ini diarahkan pada hal yang bersifat negatif, maka akan membuat seseorang lebih tunduk pada nafsunya (keburukannya), dengan tidak pernah takut pada Tuhannya, walaupun saat bermaksiat. Keikhlasan itu berada dalam dua gelombang yang dahsyat, yaitu gelombang Theta dan Alpha.
Â
Â
Di antara contoh-contoh di mana seseorang berada dalam gelombang theta dan alpha adalah, saat seseorang berdzikir yang kemudian mengalami seakan-akan ia terbang karena tenggelam dan lebur melalui nikmatnya berdzikir. Selain daripada itu, ada contoh yang berkaitan dengan gelombang theta, yaitu pernah juga dialami oleh salah seorang Wali dan ulama besar dari Madura, yaitu: Syaikhona Kholil Bangkalan. Syeikhona Khalil Bangkalan Madura ini pernah mengalami operasi, yang saat itu merasakan kesakitan, namun saking kesakitannya beliau izin untuk melaksanakan sholat. Di saat beliau sedang sholat, di saat-saat itulah beliau dioperasi tanpa merasakan kesakitan sedikitpun. (Keterangan ini disampaikan langsung oleh Coach Ustadz Edy Susanto, trainer motivator dan pengasuh pesantren Motivator Qur'an Ekselensia Indonesia). Ini salah satu kisah yang menjadi contoh bagi orang-orang yang berada dalam gelombang Alpha dan Tetha.
Deltha adalah gelombang terakhir yang memiliki karakter tidak sadar, lelap saat tidur, dan lainnya. Seseorang yang selalu berada dalam gelombang Alpha dan Betha, hidupnya akan selalu bahagia dan tidak pernah ada rasa galau dan sebagainya, sebagaimana anak bayi. Gelombang inilah sebagai pintu masuk ke otak kanan atau alam bawah sadar. Energi Tuhan berada dalam dua gelombang ini, yakni Alpha dan Betha.
Dalam gelombang Alpha seseorang akan mempunyai tingkat imunitas yang sangat baik, pembuluh darah terbuka lebar, detak jantung yang stabil, dan kapasitas seseorang akan meningkat. Beda halnya, dalam gelombang Alpha petonsi kecerdasan seseorang, fokus, ingatan, khusu' meningkat pesat. Kesedihan tidak ada dalam gelombang ini, melainkan hanya ada ketenangan serta kebahagiaan yang meliputinya.
Kemampuan terbaik manusia dalam hal ini hanya bisa diraih pada gelombang Alpha, yang tentunya diraih dengan cara ikhlas. Jika seseorang selalu berada dalam posisi ikhlas/Alpha, maka frekuensinya selalu bersinggungan dengan frekuensi Tuhan. Dalam situasi inilah seseorang bisa mengalami segala kejadian yang tidak terduga.
Pola pikir yang baik dan benar atau positif hanya bisa diraih dengan cara mengaktifkan pancaindra ke arah positif. Dengan begitu seseorang akan selalu positif thinking.
Demikianlah ilmu yang saya pelajari dari penfaduh pesantren ini. Mateti BWM ini biasanya disampaikan setiap kuliah umum beliau di pesantren bersama para santri. Sekian.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H