Â
Â
Di antara contoh-contoh di mana seseorang berada dalam gelombang theta dan alpha adalah, saat seseorang berdzikir yang kemudian mengalami seakan-akan ia terbang karena tenggelam dan lebur melalui nikmatnya berdzikir. Selain daripada itu, ada contoh yang berkaitan dengan gelombang theta, yaitu pernah juga dialami oleh salah seorang Wali dan ulama besar dari Madura, yaitu: Syaikhona Kholil Bangkalan. Syeikhona Khalil Bangkalan Madura ini pernah mengalami operasi, yang saat itu merasakan kesakitan, namun saking kesakitannya beliau izin untuk melaksanakan sholat. Di saat beliau sedang sholat, di saat-saat itulah beliau dioperasi tanpa merasakan kesakitan sedikitpun. (Keterangan ini disampaikan langsung oleh Coach Ustadz Edy Susanto, trainer motivator dan pengasuh pesantren Motivator Qur'an Ekselensia Indonesia). Ini salah satu kisah yang menjadi contoh bagi orang-orang yang berada dalam gelombang Alpha dan Tetha.
Deltha adalah gelombang terakhir yang memiliki karakter tidak sadar, lelap saat tidur, dan lainnya. Seseorang yang selalu berada dalam gelombang Alpha dan Betha, hidupnya akan selalu bahagia dan tidak pernah ada rasa galau dan sebagainya, sebagaimana anak bayi. Gelombang inilah sebagai pintu masuk ke otak kanan atau alam bawah sadar. Energi Tuhan berada dalam dua gelombang ini, yakni Alpha dan Betha.
Dalam gelombang Alpha seseorang akan mempunyai tingkat imunitas yang sangat baik, pembuluh darah terbuka lebar, detak jantung yang stabil, dan kapasitas seseorang akan meningkat. Beda halnya, dalam gelombang Alpha petonsi kecerdasan seseorang, fokus, ingatan, khusu' meningkat pesat. Kesedihan tidak ada dalam gelombang ini, melainkan hanya ada ketenangan serta kebahagiaan yang meliputinya.
Kemampuan terbaik manusia dalam hal ini hanya bisa diraih pada gelombang Alpha, yang tentunya diraih dengan cara ikhlas. Jika seseorang selalu berada dalam posisi ikhlas/Alpha, maka frekuensinya selalu bersinggungan dengan frekuensi Tuhan. Dalam situasi inilah seseorang bisa mengalami segala kejadian yang tidak terduga.
Pola pikir yang baik dan benar atau positif hanya bisa diraih dengan cara mengaktifkan pancaindra ke arah positif. Dengan begitu seseorang akan selalu positif thinking.
Demikianlah ilmu yang saya pelajari dari penfaduh pesantren ini. Mateti BWM ini biasanya disampaikan setiap kuliah umum beliau di pesantren bersama para santri. Sekian.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H