Mohon tunggu...
Ashifa Aulia
Ashifa Aulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Flexing: Haus Validasi, Pamer, atau Bentuk Penghargaan? Yuk Simak Penjelasannya Menurut Teori Psikologi!

25 Desember 2023   13:31 Diperbarui: 25 Desember 2023   13:41 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ketiga, Belonging and Love Needs (Kebutuhan Rasa Cinta dan Kasih Sayang)

Sebagai manusia pastinya kita punya kebutuhan untuk mendapatkan kasih sayang dari orang lain kan?. Menurut Maslow,  kita dapat memperoleh hal tersebut dari teman, sahabat, keluarga, hingga kekasih. Eits, tetapi dengan catatan bahwa kebutuhan sebelumnya sudah terpenuhi ya.

Keempat, Appreciation Needs (Kebutuhan Penghargaan)

Kebutuhan yang keempat adalah kebutuhan penghargaan, baik itu penghargaan dari kita untuk orang lain, dari orang lain untuk kita, atau dari kita untuk diri kita sendiri. 

Kelima, Self-Actualization Needs (Kebutuhan Aktualisasi Diri)

Last but not least ada kebutuhan aktualisasi diri, yakni keadaan ketika kita sudah mampu menjadi diri sendiri sesuai dengan keinginan kita tanpa adanya paksaan atau kekangan dari orang lain. 

Berdasarkan pandangan teori Maslow,  seseorang yang melakukan tindakan flexing mencoba untuk menunjukan sesuatu yang ia miliki atau yang ia raih demi mendapatkan pengakuan dan perhatian dari orang lain sebagai bentuk penghargaan. Dapat disimpulkan nih kalau tindakan flexing bisa dikatakan sebagai upaya seseorang demi memenuhi kebutuhan penghargaan untuk dirinya sendiri. Seseorang yang melakukan tindakan flexing  pastinya ingin diakui dan dihormati oleh orang lain sebagai salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan  penghargaan. Tetapi perlu diingat ya, tindakan flexing yang berlebihan bisa saja menimbulkan ketidakstabilan dalam upaya kita untuk memenuhi kebutuhan dasar khususnya kebutuhan penghargaan ini. Jadi, semua tergantung pada perspektif masing-masing ya, kalau kamu merasa ada hal positif dari tindakan flexing ini yang bisa dijadikan motivasi untuk kamu meraih sesuatu ya nggak ada salahnya. Lain halnya jika tindakan flexing ini membuat kamu jadi tertekan dan rela memenuhi gengsi demi mendapat pengakuan dari orang lain. Kalau sudah seperti itu sebaiknya dihindari ya. 

Sumber Referensi 

Sari, P., Pautina, M. R., Lakadjo, M. A., Ardhian, N. L., & Prasetyo, A. (2023). Pandangan Teori Kebutuhan Dasar Abraham Maslow dan William Glasser tentang Fenomena Flexing. JAMBURA Guidance and Counseling Journal, 4(2), 89-94.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun