Mohon tunggu...
Ashifa Aulia
Ashifa Aulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Flexing: Haus Validasi, Pamer, atau Bentuk Penghargaan? Yuk Simak Penjelasannya Menurut Teori Psikologi!

25 Desember 2023   13:31 Diperbarui: 25 Desember 2023   13:41 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apakah kamu termasuk seseorang yang suka melakukan flexing? atau kamu pernah mendapati seseorang melakukan flexing?. Istilah flexing ini tentunya sudah nggak asing lagi ya ditelinga kita, siapa sih yang nggak pernah denger kata 'flexing'? pasti kamu pernah mendengarnya kan meskipun hanya satu kali seumur hidup. Kira-kira apa sih yang terlintas di pikiranmu ketika dengar kata 'flexing'? sombong, pamer, atau haus validasi?. Lalu, apakah benar flexing ini termasuk kedalam perilaku penghargaan kepada diri sendiri?. Faktanya, menurut penelitian yang baru-baru ini dilakukan oleh mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo, flexing bisa dikatakan sebagai suatu perilaku manusia untuk memenuhi kebutuhan dasar loh!. Penasaran? Yuk simak lebih lanjut melalui penjelasan dibawah ini! 

Flexing Itu Apa Sih?

Flexing dapat diartikan sebagai perilaku ketika seseorang menunjukkan sesuatu yang ia punya demi terlihat unggul dari orang-orang disekitarnya. Seseorang yang melakukan tindakan flexing biasanya akan memamerkan tentang harta, kemewahan hingga suatu pencapaian yang diraih olehnya. Nah, dalam sudut pandang lain flexing juga dapat dikatakan sebagai salah satu upaya untuk menutupi kekurangan harga diri dengan cara membuat orang lain terkesan. 

Bagaimana Seseorang Bisa Melakukan Tindakan Flexing? 

Menurut Lu'luatul Chizanah Dosen Fakultas Psikologi UGM, tindakan flexing sering dilakukan oleh seseorang yang mempunyai ketidakpercayaan terhadap dirinya sendiri. Kamu percaya nggak kalau tindakan flexing yang sering kita temukan ini bisa muncul dari salah satu naluri yang ada didalam diri kita?. Iya, bener banget! tindakan flexing bisa terjadi karena adanya gengsi. Gengsi? apa itu gengsi? Gengsi adalah situasi ketika seseorang sangat berambisi untuk terlihat lebih unggul dan ingin dianggap sebagai seseorang yang memiliki kelebihan dalam banyak hal. Ibaratnya sih kayak sifat nggak mau kalah gitu deh. Perilaku flexing ini bisa saja terjadi di media sosial ataupun kehidupan sehari-hari loh. Contoh paling mudah yang bisa kita temukan dari tindakan flexing adalah seorang influencer yang memamerkan mobil limited edition dengan harga miliaran rupiah ataupun kemewahan lainnya melalui sosial media mereka. 

Benarkah Flexing Sebagai Bentuk Penghargaan Untuk Diri Sendiri?

Yaps! benar sekali! tindakan flexing bisa menjadi salah satu bentuk penghargaan terhadap diri sendiri. Buat kamu yang belum tahu, ada seorang tokoh psikologi yang mengemukakan teori tentang hierarki kebutuhan manusia loh, ia adalah Abraham Maslow. Menurut Maslow, sebagai manusia kita punya lima hierarki kebutuhan yang harus dipenuhi dari yang paling rendah hingga paling tinggi nih, apa aja sih lima kebutuhan yang harus dipenuhi itu?. 

Pertama, Physiological Needs (Kebutuhan Fisiologis) 

Kebutuhan fisiologis ini bisa disebut juga sebagai kebutuhan dasar karena kebutuhan ini menjadi syarat pertama yang harus dipenuhi manusia sebelum memenuhi kebutuhan yang lainnya. Hal yang termasuk kedalam kebutuhan fisiologis meliputi makan, minum, tidur dan tempat tinggal. 

Kedua, Safety Needs (Kebutuhan Rasa Aman) 

Dalam hal ini, kebutuhan rasa aman yang dimaksud ialah aman baik secara fisik maupun secara batin. Contohnya seperti aman dari ancaman, tindakan kriminal, maupun bencana alam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun