Terdiam diantara dedaunan yang layu,
Aku, sebatang kara yang mencinta bersama tanah mengering,
Tak begitu banyak harap yang melangit,
Aku hanya damai berteduh di bawah cemara,
Berharap asmara kita kian mendung,
Agar segera turun hujan; rindu yang belum menyapa temu
Aku tanah, dan kau hujan,
Kita sepasang jarak yang enggan terkoyak,
Aku lebih suka diam, dibungkam dedaunan itu,
Mengakar dalam lorong hati yang paling jauh,
Enggan menggemakan suara-suara,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!