Mohon tunggu...
Ashfa Amatullathifi
Ashfa Amatullathifi Mohon Tunggu... -

Mahasiswa apa adanya bukan ada apanya di Ilmu Komunikasi Universitas Integrasi Interkoneksi, UIN Sunan Kalijaga 2015. mencoba menganggap ini bukan semata krn tugas, tetapi Kebutuhan seorang Maha_siswa. Salam!

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Weekend ala Dlingo

31 Desember 2015   00:44 Diperbarui: 31 Desember 2015   02:14 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Vacation, oh...... pantai, gunung, atau shopping?

Dua pekan untuk hari tenang sebelum ujian. Berbagai godaan ‘nge-trip’ mencuat kesana-sini. Pantai? Kurang greget bagi saya. Gunung? Agaknya badan kurang berkompromi. Shopping? Akhir bulan kantong menipis. Realita adat anak perantauan, hahaha.... ups! Okelah, itu bukan masalah serius.

Jeng-jeng, atas inisiatif salah satu rekan senasib seperjuangan, pergilah kami ke suatu tempat jauh disana (27/12) yang katanya tempat mengambil spot keren kota Yogyakarta dari ketinggian. Walah, ternyata pilihan kedua (gunung) yang akan saya habiskan seharian disalah satu hari liburan. Namun ternyata, fokus kami bukan digunungnya tetapi hutan yang banyak pinusnya. Yep! perkenalkan, Puncak Becici Hutan Pinus!

On the Way Dlingo

Kami berempat berangkat menuju lokasi. Memacu sepedah motor ke arah selatan jogja. Tepat pukul 08.00 WIB kami berangkat dari Krapyak dan akhirnya memasuki Dusun Gunung Cilik, Desa Gunung Mutuk, Kecamatan Dlingo, Bantul (http://www.catatannobi.com) pada jam 10.30 WIB. Sebenarnya sebelum sampai, kami sempat bersinggah di sebuah air terjun yang berbeda arah (sebut saja air terjun karena saya lupa nama air terjun tersebut).

Apalagi kalau bukan faktor kesalahan teknis (tersesat) yang menyebabkan kami memutuskan untuk mampir sebentar melepas rasa penasaran. Hasil dari bertanya sana-sini kepada warga setempat sampai lah kami di area parkiran air terjun. Pesan saya, karna medan jalan licin dan berbatu serta menanjak curam, untuk selalu berhati-hati dalam berkendara.

Nah, untuk parkir anda tak perlu khawatir, karena tidak dipungut biaya. Melihat juga lokasi parkir di pekarangan salah satu warga dengan suasana yang damai alias sepi. Mungkin air terjun ini belum banyak orang mengetahuinya atau kami yang datang di waktu yang tidak tepat. Untuk orang-orang awam jalan seperti kami bisa menyewa jasa pemandu. Kebetulan salah satu warga yang kami tanyai tadi adalah pemandu jalan, jadi kami tak perlu menghubungi nomer yang tertera di spanduk informasi air terjun yang ada di area parkir.

Kata bapak pemandu, kami akan berjalan melewati jalan setapak di tengah hutan sekitar 200 meter jauhnya. Sayang ketika kami sampai, ternyata air terjun tersebut kering. Mungkin karena rendahnya curah hujan di minggu ini menyebabkan sunyinya wisata indah ini. Meskipun begitu, air terjun tersebut terlihat menakjubkan meskipun hanya ada aliran kecil yang mengalir dari atas. Setelah mengambil beberapa foto, kami pun melanjutkan perjalan ke tujuan utama, yakni Puncak Becici Hutan Pinus. Semoga di lain kesempatan saya bisa meliputnya lebih detail.

Setelah memasuki kawasan Hutan Pinus, barulah udara berubah lebih sejuk. Pemandangan rapi disertai mulainya berjejer-jejer pohon pinus menjulang tinggi hinggalah kami disambut gapura selamat datang. Sampailah kami di tempat pertama sebelum menuju puncak becici, yakni Hutan Pinus Mangunan. Setelah parkir, (tarif Rp 3.000) kami berjalan masuk kedalam area hutan pinus untuk segera menikmati suasana dan istirahat sekedar melemaskan otot selama perjalanan tadi. Jika anda lapar dan tidak membawa perbekalan makan siang, jangan khawatir. Warga setempat memanfaatkan wisata ini untuk menjajakan aneka makanan dan minuman di sekitar area parkir.

Rute menuju Puncak Becici dari Kota Yogyakarta cukup mudah, dari kota Yogyakarta, arahkan kendaraan menuju Jalan Imogiri Timur, dan ikuti jalan tersebut sampai mentok di pertigaan pasar Imogiri. Dari Pertigaan tersebut ambil arah kiri dan ikuti papan petunjuk jalan menuju kebun Buah Mangunan. Mulai dari sini Jalan yang dilalui mulai menanjak, dan berkelok-kelok.

Sampai bertemu di pertigaan kebun buah dan Hutan Pinus, ambil arah lurus menuju Hutan Pinus Mangunan. Ikuti jalan tersebut melewati kawasan wisata Hutan Pinus Mangunan sampai bertemu di pertigaan yang ada papan petunjuk jalan menuju Puncak Becici. Ikuti Papan petunjuk yang ada mulai dari sini dan akan membawa kita ke kawasan wisata Puncak Becici. http://www.catatannobi.com

Sesampainya di kawasan Wisata Puncak Becici kita langsung disuguhi oleh pemandangan, yang tak jauh berbeda seperti di hutan pinus Mangunan sebelumnya. Hanya ada sedikit perbedaan, yaitu pohon pinus di puncak Becici ini disadap diambil getahnya. Menurut salah satu sumber rujukan internet getah tersebut digunakan sebagai bahan dasar pembuatan Gondorukem dan Terpentin. Di sepanjang jalan setapak terdapat bangku-bangku sederhana yang terbuat dari batang pohon pinus dan beberapa ayunan sederhana untuk bersantai menikmati udara yang masih sangat alami.

Setelah berjalan kurang lebih 15 menit, sampai lah kami di tempat yang lebih menanjak. Dan inilah puncak becici. Titik spot untuk melihat indahnya kota Istimewa ini.

Diujung tebing sebelah barat, terdapat beberapa gardu pandang yang menjulang tinggi untuk area berfoto yang lebih ekstrim lagi. Kalau saya pribadi cukup dipinggir tebing seperti diatas. Yang seperti ini saja batin sudah kontra tak karuan, hahaha. Beberapa himbauan dari saya untuk membawa makanan dan minuman untuk antisipasi mengisi tenaga yang terkuras selama perjalanan. terakhir dan yang paling penting adalah always on kamera. Sayang sudah jauh-jauh tanpa ada kenangan.

Sekian info dari saya. semoga bermanfaat, Salam kompasianer!

Sumber gambar: pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun