REVOLUSI SPIRITUAL
Rendah hati
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang menghargai sikap rendah hati. Â Tidak suka dengan sikap angkuh, congkak, pongah atau sombong. Â
Pantang merendahkan dan direndahkan siapa pun. Â Karena menurut ajaran para leluhurnya setiap pribadi manusia Dimuliakan Tuhan Yang Maha Mulia.
Beberapa waktu silam, Bangsa Indonesia pernah menyaksikan tokoh-tokoh terbaik negeri ini "terpaksa" antri mendaftarkan diri ke DPP PDI Perjuangan, atau ke DPP Partai Demokrat atau ke DPP partai yang lain untuk melamar sebagai Cagub DKI Jakarta yang dicalonkan DPP Parpol.
Sungguh hal yang demikian memang lazim, pantas, wajar dan baik-baik saja dilakukan di negara demokrasi. Tetapi boleh diduga bahwa tatacara demikian sesungguhnya hanya formalitas belaka dalam politik. DPP parpol pasti sudah punya incaran yang bakal "calon jadi."
Antri mendaftar---melamar, sebagai bakal calon Gubernur pasti bukan suatu hal yang menyenangkan. Si pelamar justru akan merasa sangat dihormati dan dihargai bila dilamar oleh suatu parpol.
Begitulah kiranya tata nilai kehormatan pribadi yang umumnya ada pada Bangsa Indonesia yang sangat menghargai sikap kerendahan hati dengan menghormati orang lain.
Di lain pihak agak berbeda. Banyak partai seperti agak enggan menghormati seorang calon lebih dahulu dengan berbagai thethek bengek alasan. Tetapi juga ada parpol-parpol yang tidak ragu dan tidak jaga gengsi untuk segera melamar seseorang agar bersedia mencalonkan diri dengan didukung oleh beberapa partai politik tanpa syarat. Dan sudah pasti ada pula yang mungkin bersyarat.
Pantang minta diangkat jadi pejabat tinggi.
Sejarah mencatat. Bung Karno tidak minta dipilih oleh BPUPKI (Badan Penyelidik usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) ketika menerima jabatan sebagai presiden RI yang pertama. Barangkali Beliau dipilih karena mempunyai Pancasila yaitu konsep tentang negara yang harus dimiliki Bangsa Indonesia.