Fakta, bukan data!
REVOLUSI SPIRITUAL
Angka kemiskinan disuarakan
Akhir-akhir ini sempat terdengar nyaring dan seperti sengaja dibuat nyaring senyaring-nyaringnya. Bahwa kata Prabowo, Ketua Umum Partai Gerindra, kemiskinan di Indonesia naik 50%.
Ucapan itu disampaikan pula dalam kalimat yang emosional bernada menyindir dan mengejek. "Mata uang kita tambah. Tambah rusak, tambah lemah. Apa yang terjadi adalah dalam 5 tahun terakhir kita tambah miskin, kurang-lebih 50% tambah miskin," demikian tudingan Prabowo beberapa waktu lalu.
Terkait dengan angka kemiskinan. Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (EsBeYe) mengatakan pula dengan nada prihatin bahwa masih ada 100 juta rakyat miskin di Indonesia.
Sementara itu data resmi Biro Pusat Statistik (BPS)---Pemerintah, menyatakan angka kemiskinan turun menjadi 9,82% atau 25,95 juta pada Maret 2018. Turun 633 ribu orang dibandingkan September 2017 yaitu 10,12% atau sekitar 26,58 juta. Dirinci pula bahwa orang miskin di perkotaan 10,27 juta di pedesaan 16,31 juta.
Yang pasti data BPS pun dipakai oleh pemerintah zaman EsBeYe.
Angka kemiskinan dan Pemilu
Agaknya pasca reformasi 1998, kemiskinan menjadi barang dagangan berpolitik.
Pada Pemilu 1955---Pemilu pertama di NKRI, parpol-parpol gencar berkampanye agar dapat ambil peran penting di pemerintahan dalam penyelenggaraan negara.