REVOLUSI SPIRITUAL
Petahana sudah resmi jadi Capres
Untuk Pilpres2019. Sampai hari ini yang sudah "resmi" pasti ada hanya petahana yang maju sebagai Capres. Yang kebetulan sudah "diusung" pula oleh PDI-P, Golkar, Nasdem, Hanura, PPP, PKB, PSI. Walau belum secara resmi didaftarkan ke KPU.
Tanpa ada partai yang mengusung pun seyogyanya seorang petahana tetap berhak maju sebagai Capres; mungkin terkecuali jika petahana maju tanpa ada yang bersedia menjadi Cawapresnya.
Kubu #2019GantiPresiden kebingungan
Tetapi partai-partai kubu #2019GantiPresiden makin kebingungan.
Mereka bilang bahwa sampai saat ini petahana pun belum jadi Capres yang resmi. Mungkin dianggap bahwa sampai saat ini pun petahana dalam was-was masih kebingungan menunggu siapa Capres lain yang bakal dihadapi dari poros-poros yang bakal ada.
Kubu #2019GantiPresiden agaknya sedang mabok semacam kena vertigo dengan koalisi yang mau dibentuk. Rupanya mereka sangat sibuk dengan kebingungan bersama yang aling membingungkan dalam berusaha menentukan nama Capresnya yang akan ditandingkan dengan Presiden Jokowi.
Apa lagi citra dan reputasi mereka sudah terbentuk secara gamblang kasad mata di hadapan rakyat. Sama halnya dengan citra dan reputasi pribadi Presiden Jokowi yang jelas terang benderang.
Belum lagi maju mereka---kubu #2019GantiPresiden, seperti sudah bingung berebut jadi Capres.
Tidak menarik dan sia-sia melawan Presiden JokowiÂ
Kubu #2019GantiPresiden agaknya tidak kesulitan menunjuk siapa yang harus dicapreskan.
Sederet nama besar seperti Prabowo, Agus HY, Anies Baswedan dan Zulkifli Hasan dan mungkin juga Habib Rizieq Sihab, Amien Rais, telah dipersiapkan untuk melawan petahana. Â Rakyat Indonesia pun sudah sangat tahu benar tentang siapa mereka dan juga tetang sepak terjangnya.
Sangat disadari oleh kubu #2019GantiPresiden bahwa petahana tidak  bisa dilemahkan hanya dengan nyinyiran merendahkan keluguan pribadi Presiden Jokowi. Tidak bisa juga dijatuhkan hanya dengan fitnah-fitnah dan juga dengan "olok-olok ala profesor rocky" yang sedang ngetren di televisi dan media sosial.
Mereka juga sadar bahwa Jawa Timur, Jabar, Jateng, Sulsel dan lain-lain bukan DKI Jakarta. Bahwa Jakarta memang  ibu kota Republik Indonesia, tetapi Indonesia bukan Jakarta.
Bagi kubu #2019GantiPresiden kekuatan petahana sudah sangat diperhitungkan tidak mudah mudah dipatahkan dengan cara seperti menjatuhkan Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2017.Â
Jakarta memang memang masih mungkin bisa "dikuasai" kubu #2019GantiPresiden, tetapi Presiden Jokowi dibentengi dengan perkasa oleh Paspampres yang ramah. Sehingga melawan petahana sesungguhnya tidak terlalu menarik bagi kubu #2019GantiPresiden.Â
Jadi Cawapres Jokowi lebih menarikÂ
Sangat mungkin diduga. Mereka yang dari Kubu #2019GantiPresiden sudah lebih tergiur merebut posisi Cawapres dari Presiden Jokowi. Nah untuk yang demikian tentu saja diperlukan perubahan akting---sikap, oposisi terhadap pemerintah.
Kader-kader oposisi yang suka nyinyir dan merendahkan Presiden Jokowi harus segera dikendalikan kalau perlu harus diberangus dengan kuat banget untuk sementara.
Kalau berhasil merebut posisi Cawapres dari Presiden Jokowi maka ganti presiden diperhitungkan akan tinggal main sikut saja pada saat yang tepat.
Sehingga sangat patut diduga. Bahwa kenapa mereka masih belum juga menentukan pasangan Capres-Cawapres yang diusung, karena masih berharap-harap cemas barangkali Prabowo, AHY atau yang lain bisa kejatuhan "pulung" terpilih sebagai Wapresnya Presiden Jokowi.
Jadi Wapres dari Jokowi, menyenangkan
Maka bisa dimaklumi pula bahwa Wapres Yusuf Kalla yang semula katanya menyatakan sudah tidak mau lagi jadi Wapres karena merasa sudah tua. Belakangan menyatakan masih siap menjadi Cawapres lagi.
Jadi Wapres di zaman Presiden Jokowi sungguh sangat menyenangkan. Kalau dulu sebelum jadi Presiden sudah suka kerja blusukan ke kampung, ke pasar dan pemukiman kumuh dan lain-lain. Â Â
Dengan ditunjang tubuh yang sehat dan masih kuat dan sangat mampu ngebut pakai motor. Maka kalau tidak ada acara di istana, Presiden Jokowi sendiri lebih sering ada di lapangan di pulau mana saja. Untuk mengontrol pembangunan berbagai infrastruktur dan berada di tengah-tengah rakyat gembira bersama Presidennya..
Tanggungjawab presiden Jokowi 2019-'24
Menurut penulis. Presiden Jokowi mugkin merasa punya tanggung jawab besar untuk bangsanya yang sangat berbeda dengan semua Presiden yang ada sebelumnya.
Bung Karno punya tanggung jawab mewariskan NKRI yang sudah dimimpikan sejak puluhan tahun secara utuh kepada Bangsanya.
Pak Harto punya tanggungjawab mempertahankan keberadaan NKRI yang sejak proklamasi terus terancam kelangsungannya sebagai negara yang berdasar Pancasila.
Pak Habibie bertanggungjawab menyempurnakan dengan sempurna masa terakhir  kepemimpinan Pak Harto; dan mengembalikan kehormatan NKRI di mata internasional terkait dengan masalah Timor Timur.
Gus Dur  bertanggungjawab mengakhiri kebingungan bangsa dalam bernegara kesatuan atau negara federal.
Bu Mega bertanggungjawab mewujudkan pemerintahan yang terdampak reformasi 1998. Berdasar UUD'45 yang diamandemen.
Pak EsBeYe bertanggungjawab menyelesaikan masa baktinya yang dua periode.
Menurut penulis. Pak Jokowi bertanggungjawab mewujudkan NKRI yang utuh secara nyata bukan saja dari Sabang sampai Merauke. Melainkan juga dari "dunia sampai akhirat."
Nama-nama Cawapres dari Presiden JokowiÂ
Nama-nama Cawapres yang layak mendampingi Presiden Jokowi sudah banyak diomong dalam diskusi-diskusi para pengamat politik dan para kader partai yang sangat berkepentingan.
Bagi partai-partai pendukung Presiden Jokowi tidak mempermasalahkan siapa wapres yang dipilih Presiden. Sepenuhnya mereka menyerahkan kepada pilihan Presiden pribadi.
Apakah Megawati---PDI-P, Â akan setuju? Dalam hal ini Mega tak bisa punya kekuatan untuk menolak pilihan pribadi presiden. Mega pasti setuju dengan pilihan Presiden Jokowi.
Sedikit tentang bakal Cawapres Presiden Jokowi Â
Menurut penulis. Yang pasti Cawapres dari Presiden Jokowi sebaiknya tidak punya sedikit pun ambisi untuk menjadi sama hebat atau lebih hebat dari Pak Jokowi. Â Apa lagi ambisi menjadi presiden untuk menggantikan Pak Jokowi.
Pak Jokowi butuh didampingi seorang wapres yang amanah. Bukan Cawapres yang gemar "bersolek" dan selalu tampil "beda" di depan mata rakyat.
Bagi Cawapres dari Presiden Jokowi, seseorang yang menjadi presiden adalah menerima amanah langsung atau tidak langsung dari rakyat. Bukan yang ditunjuk atau diwariskan oleh Presiden sebelumnya.
Di NKRI sangat tidak mungkin bisa terjadi seorang presiden menunjuk atau mewariskan kekuasaan kepada penggantinya.
Seorang Cawapres yang baik tidak akan merengek-rengek minta diangkat sebagai Wapres Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi tidak pernah takut
Kubu #2019GantiPresiden hendaknya menyadari  bahwa Presiden Jokowi tidak pernah takut kehilangan jabatan atau kehilangan kepercayaan Rakyat. "Kepercayaan rakyat" adalah mutlak milik rakyat yang tidak boleh dirampas atau dibeli oleh siapa pun.
Presiden Jokowi tidak takut rongrongan keluarga. Apa lagi hanya rongrongan orang-orang dari kubu #2019GantiPresiden.
Mungkin Presiden Jokowi juga tidak takut dosa, tetapi sangat pantang sengaja berbuat dosa kepada siapa pun. Termasuk sengaja berbuat dosa kepada  EsBeYe atau pun kepada Prabowo.
Mungkin. Presiden Jokowi hanya takut bila saja tidak "DimampukanNYA" melaksanakan tugas bertanggung jawab mewujudkan NKRI secara utuh dalam realita kehidupan bernegara yang berdasar Pancasila.
Benci kepada Presiden Jokowi yang DiridhoiNYA Â
Bisa dipastikan bahwa mereka yang pernah melontarkan nyinyiran bermusuhan kepada pemerintah khususnya terhadap pribadi Presiden. Jangan harap akan bisa jadi Wapres dari Presiden Jokowi. Â Bukan karena ada dendam pribadi pada diri Presiden Jokowi.Â
Melainkan akibat Tuhan  Ridho banget Melihat dan Mendengar segala ujaran dan nyiyiran  kebencian yang pernah dikumandangkan Kubu #2019GantiPresiden terhadap Presiden Jokowi di seantero bumi dan langit NKRI.  Hendaknya mereka bisa menyadari dan tahu diri tentang hal itu.
 Demikian. Terimakasih dan salam sejahtera kepada yang telah membaca tulisan ini.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI