Mohon tunggu...
Moh. Ashari Mardjoeki
Moh. Ashari Mardjoeki Mohon Tunggu... Freelancer - Senang baca dan tulis

Memelajari tentang berketuhanan yang nyata. Berfikir pada ruang hakiki dan realitas kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Cawapres Pak Jokowi Hanya untuk Tokoh PPP?

25 April 2018   16:49 Diperbarui: 25 April 2018   16:53 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbagai skenario memasangkan tokoh-tokoh negeri sudah marak disajikan kepada rakyat oleh mereka yang sangat ahli membuat berbagai kemungkinan. Meskipun sesungguhnya tidak diperlukan rakyat, tetapi memang dibutuhkan oleh mereka yang punya kepentingan bermain-main politik.

Presiden Jokowi-JeKa sudah memberi bukti dengan hasil kerja yang luar biasa hebat dalam waktu tiga tahun, dibandingkan dengan mereka yang sudah pernah puluhan tahun bertahta di negeri ini.  

Tetapi sejak awal ada yang berniat dan bernafsu ingin menjatuhkan presiden Jokowi sebelum waktunya, ternyata tetap tidak pernah bisa hilang.

Asing berkepentingan dengan umat muslim

Agaknya ada kepentingan asing selalu menjadi alasan kuat kenapa presiden Jokowi harus disingkirkan.

Mungkinkah ada kepentingan asing yang sangat berkepentingan "menggalang" kekuatan umat muslim untuk menjatuhkan Presiden Jokowi? Alih-alih hanya untuk mendukung Habib Rizieq Sihab balik ke Jakarta menjelang pilpres 2019?

Skenario Capres-Cawapres 2019-'24

Berbagai skenario pasangan Capres-Cawapres sedang dibuat  dan dicoba untuk dianalisis kesaktiannya untuk melawan Petahana-Pasangannya. Parameter apa saja yang dipakai menganalisis agaknya tidak bisa jauh dari SARA.

Kepercayaan rakyat kepada pemimpinnya seakan-akan bisa dikesampingkan. Karena dianggap masih bisa dibeli dengan sedikit uang dan sembako ditambah janji-janji yang menggiurkan.

Sukses luar biasa pemerintah di zaman "Now" dianggap wajar. Hadirnya seorang kepala negara di tengah-tengah rakyat dipandang hanya sebagai pencitraan belaka.

Melawan Presiden Jokowi harus membuat poros

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun