Sangat beruntung ada Sandiaga Uno yang berpengalaman sebagai pengusaha pada dua zaman yang berbeda.
Mengungkit Sumber Waras.
Tindakan yang terkesan dipaksakan adalah mengungkit temuan bepeka yang menyatakan ada kerugian negara dalam kasus pembelian lahan Sumber Waras.
Terus terang yang demikian adalah sama sekali tidak produktif. Â Sangat simple kalau Anies mau langsung menjual kembali lahan tersebut dengan harga yang ditambah dengan nilai yang dinyatakan sebagai kerugian negara. Bisa saja pembelinya pasti sudah antri dengan harga-harga yang sangat menggiurkan tentunya.
Persiapan melindungi TPGUPP
Anies tampak tak puas dengan KPK yang dengan segala cara memberantas korupsi di negara ini.  Mungkin ada kecurigaan dari pihak tertentu bahwa Anies dianggap sangat khawatir  dan sangat takut akan banyak aparat pemda---TPGUPP, yang kena otete kapeka. Maka Anies membuat tim kapeka sendiri yang dicurigai berfungsi sebagai "komisi pelindung kawan."
Anies tidak di zaman "Now"
Banyak kritikan yang luar biasa keras dan tajam terhadap kebijakan Anies pada seratus hari awal kerjanya. Dari pernyataannya yang sejak awal tetap mengungkap keberadaan pribumi sungguh secara gamblang menunjukkan bahwa Anies tidak bisa secara alami hidup di zaman "Now." Maka tak heran jika dia masih rindu hidup dan memimpikan zaman "Old" yang merindukan suasana batin zaman kolonial yang tidak mungkin bisa kembali.
Baginya yang mantan rektor sebuah perguruan tinggi mungkin sangat hati-hati untuk mengakui kebesaran jiwa dan prestasi sesamanya. Dia hanya ingin pemikiran yang diucapkan diterima warga Jakarta sebagai sebuah kebenaran yang tidak perlu diragukan.
Maka semakin banyak suara mengkritisinya semakin garang Anies menghadapi. Tak beda jauh dengan Ahok. Yang beda cuma gaya marah.
Sangat beruntung ada Wagub Sandiaga Uno yang berpengalaman sebagai pengusaha dan pemain pada dua zaman yang berbeda. Zaman "Old" dan zaman "Now."