Teror yang dialami Novel sementara ini masih bukan hal yang aneh yang bisa terjadi di negeri ini. Karena masih tak sedikit jiwa pengecut yang bersembunyi di dalam baju berdasi, jubah bersorban dan seragam-seragam elit parpol yang dihiasi berbagai simbol-simbol kemegahan.
Para pengecut itu adalah para koruptor yang masih duduk di mana-mana. Mereka tidak berani tampil sebagai perampok atau begal yang siap dihabisi warga masyarakat. Mereka terus bergerilya mencari "eksekutor" untuk  menyerang kawan-kawan seperjuangan Novel.
Pak Kapolri dan jajarannya tahu dengan benar apa yang harus dilakukan. Tindakan teror kepada dan oleh  siapa pun harus dicegah dan ditindak tegas dengan tidak serampangan demi kehormatan POLRI yang sering dituding jadi alat penguasa.
Jangan yakin dan percaya bahwa penyerang Novel tak mungkin ditangkap POLRI.
Menurut penulis bumi Jakarta bukan sekadar hamparan bumi Betawi yang  tampak seperti berdiam diri dilecehkan dan dikumuhkan oleh mereka yang berbuat jahat, maksiat dan khianat.
Bumi Jakarta tanah suci adanya. Siapa yang salah bisa tak berdaya dan terpaksa harus mengakui salahnya. Siapa pun yang bersalah dan berkelit untuk menolak kesalahan yang benar dilakukan pasti akan bertambah berat hukumannya karena salah mengaku tak bersalah.
Demikian. Terimakasih kepada yang telah sempat membaca tulisan ini. Â Diiringi salam bahagia sejahtera bagi kita semua.Â