Etika pribadi dalam membaca Alquran.
— Membaca Alqur’an harus menata sikap diri bahwa yang dibaca bukan sebuah pandangan seorang Rasul; bukan sebuah theori atau ajaran; bukan filsafat; bukan sebuah pendapat; bukan sebuah uraian karangan tentang yang harus dipercaya, harus diyakini dan harus pula disakralkan. Bukan pula sebuah ilmu pengetahuan yang bisa dirumuskan. Alqur’an menyampaikan realita kepastian yang mutlak harus diterima, dimengerti, disyukuri dan diamalkan.
— Alqur’an berisi petunjuk yang dibutuhkan manusia. Yaitu petunjuk yang pasti cara manusia bersikap dalam menjalani hidup yang benar dalam berbagai alam tempat menjalani kehidupan. Yang kemudian dijabarkan oleh mereka yang menerima petunjuk dengan melahirkan berbagai kitab hukum dalam kehidupan bersama.
— Alqur’an berisi petunjuk yang pasti cara manusia hidup bersama dengan sesama seluruh mahluk yang menemani dan menyertainya menjalani kehidupannya.
— Alqur’an berisi petunjuk yang pasti cara manusia hidup bersama Tuhan Yang Menghendaki setiap pribadi harus menjalani hidup dalam alam kehidupan.
— Harus mengakui, menerima dan ingin tahu kebenaran yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW.
— Harus berpikir cerdas agar tidak terperangkap hanya dengan mempercayai dan meyakini kebenaran ayat-ayatnya, melainkan dengan harapan dimampukan untuk berusaha segera mengetahui kebenaran yang disampaikan. Tanpa membuat penafsiran-penafsiran sendiri yang mungkin bisa ikut melahirkan berbagai faham yang seringkali dipertentangkan.
— Jangan sekali-kali mendustakan ayat-ayat suci yang sekiranya kurang atau belum dimengerti atau masih samar maksudnya.
— Semua ayat-ayat akan menjadi terang benderang jika yang membaca tidak ribut membacanya sendiri dengan lidahnya yang terus bergerak. Pikirannya tidak dikacaukan oleh pemiikiran-pemikiran orang lain. Dan maaf. Telinganya tidak sibuk menguping kata-kata—Ahok atau Basuki Tjahaja Purnama, yang mungkin bisa “dimodifikasi” agar bisa memancing orang yang mendengarnya terpancing.
— Setiap orang yang membaca Alquran akan disucikan hatinya agar bisa mengerti apa yang dibacanya. Dan pengertian itu hadir karena DijadikanNYA bisa mengerti oleh yang tidak bisa bohong di diri setiap orang.
Surat Al Maidah ayat 51 berbunyijelas dan tegas. Hai orang-orang beriman.Janganlah memilih orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpinmu. Sebagian merekaadalah pemimpin yang lain. Barang siapa diantara kamu yang memilih merekamenjadi pemimpin. Maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka.Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.