Mohon tunggu...
Moh. Ashari Mardjoeki
Moh. Ashari Mardjoeki Mohon Tunggu... Freelancer - Senang baca dan tulis

Memelajari tentang berketuhanan yang nyata. Berfikir pada ruang hakiki dan realitas kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Megawati, Susilo BY, Prabowo, Nama-nama Besar yang Hilang Kebesarannya?

11 September 2016   06:22 Diperbarui: 11 September 2016   08:55 1753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Agaknya Mega punya tabiat bisa mengalah asal tidak kalah. Maka ia tidak mau maju sendiri sebagai capres karena tidak mau kalah. Demi NKRI.

Ditunjuklah Jokowi sebagai petugas partai menjadi capres didampingi JK yang disingkirkan SBY dari perannya sebagai wapres dalam pemerintahannya pada periode yang kedua. Mungkin dengan dasar perhitungan dari pengalaman. Bahwa SBY menang dalam pilpres 2004 karena berpasangan dengan JK.

Prabowo jengkel, kesal dan marah karena Mega tidak mau ditemui. Kemarahan Prabowo terhadap Mega bisa dimengerti. Mega tidak mau maju sendiri bersaing dengan dirinya. Untuk dikalahkan.

Dan Mega juga tidak mau memerintahkan Jokowi untuk mendampingi Prabowo. Demi persahabatan yang sudah terjalin baik pada masa menghadapi SBY pada pilpres 2009 yang lalu. Sampai bersama-sama sukses mengusung Jokowi-Ahok unggul dalam pilkada DKI 2012 yang lalu.

Mungkin persahabatan antara Mega dan Prabowo memang hanya sebatas pilpres 2009. Dan pilkada DKI 2012. Demi Jakarta yang lebih baik dari masa-masa lalu.

Hubungan Mega dan Prabowo selanjutnya? Terserah bagaimana Jokowi-JK “memaksa” seluruh elemen bangsa untuk bisa bergairah bersama menata kehidupan bernegara dengan bermartabat. Sesuai Pancasila dan UUD’45.

Menurut penulis sederhana saja. NKRI butuh negarawan dan politisi. 

Yang disebut seorang negarawan adalah warganegara yang tahu peranannya dan mengerti etika yang benar, dalam bernegara. Khususnya etika berpolitik di NKRI.  Seorang negarawan mampu memberi pengertian yang menjadikan orang lain mengerti dan beretika dalam bernegara.  

Sedang seorang politisi adalah seorang warganegara yang berperan serta dalam pengelolaan negara melalui partai politik.

Berbeda dengan nama-nama besar yang lain. Bung Karno, Pak Harto, Pak Habibie dan Gus Dur.

Megawati terkesan menyampaikan kepastian kepada semua elit parpol. Bahwa jangan asal-asalan bermain politik. Kalau keliru, apa lagi kalau sampai salah bermain bisa menyengsarakan rakyat dan membawa penyesalan abadi selama hidup. Hingga parpol mati sendiri terkubur dalam angan-angan para pendirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun