Mohon tunggu...
Ashari Setya
Ashari Setya Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Lelaki, manusia, terbuat dari tanah, bernafas dengan paru-paru, memakan nasi, meminum air.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Negeri Bisu

20 Februari 2018   20:33 Diperbarui: 20 Februari 2018   20:46 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari pemungutan suara pun usai, para politisi yang berhak duduk di kursi dewan perwakilan dan yang berhak menjadi pemimpin negeri pun telah terpilih dan dilantik. Namun, tiba-tiba suara penduduk di negeri tersebut hilang kembali, penduduk kembali menjadi bisu.

Para penduduk kini tak bisa berbicara, berkomentar lagi, bahkan kini mereka tak dapat mengkritik politisi pilihan mereka lagi. Sekuat tenaga apapun penduduk keluarkan untuk mengkritik para politisi pilihan mereka tak berguna lagi. Suara penduduk telah hilang, lenyap dan terbungkam.

Misteri penyebab kebisuan yang menjangkiti negeri tersebut terpecahkan sudah. Penyebabnya adalah Pemilu alias pemungutan suara.

Hahaha, demikian ceritaku padamu kekasih, mungkin benar kata ayah Pidi Baiq si penulis novel Dilan dan Milea itu. Bahwa, "Suara Rakyat adalah Suara Tuhan jadi bisu karena diambil suaranya waktu pemilu".

Selamat Tidur.....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun