Baricly Craft adalah sebuah perusahaan kerajinan yang berlokasi di Tegal Sari, Wijimulyo, Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta yang bergerak dalam produksi kerajinan menggunakan serat alam. Baricly Craft ini dimiliki oleh Richard Taufiqurrifai. Mereka menggunakan serat pandan, enceng gondok, dan pelepah pisang sebagai bahan utama untuk membuat kerajinan mereka. Selain itu, tali rafia juga digunakan sebagai pewarna. Bahan baku ini diperoleh dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Sleman, Tasik, dan Jawa Timur, sehingga tidak perlu diimpor dari luar negeri, mendukung perekonomian lokal.
Untuk proses pembuatan, alat yang digunakan relatif mudah didapat, seperti cetakan, senar, gunting, meteran, dan lem. Dengan demikian, Baricly Craft tidak hanya menciptakan produk berkualitas tinggi, tetapi juga berkontribusi pada pengembangan ekonomi domestik.
Braicly carft berdiri pada tahun 2020 yang pada saat itu owner baru lulus sekolah menenggah keatas (SMA) dan ingin melanjutkan kuliah. Usaha ini didirikan karena owner saat itu hanya ikut seseorang yang juga membuka usaha kerajinan serat alam di daerahnya, tetapi pemilik usaha tersebut menyuruh owner braicly carft untuk mencoba membuka usaha sendiri.
Pemilik usaha tersebut membantu owner Braicly Carft seperti memberikan bahan-bahan modal untuk dijadikan kerajinan, hingga barang yang sudah siap  dijual. Dengan itu owner Braicly Carft mengumpulkan modal dari penjualan kerajinan tersebut untuk membuka usaha sendiri. Hingga sekarang usaha Braicly Craft masih berjalan dan mememiliki 60 orang karyawan. Braicly Craft memasok barang-barang paling besar ke pulai bali, dan belum lama ini braicly craft mengekspor barangnya ke Mexsiko dan Brasil.
Awal mula memulai ekspor karena rating Braicly Craft di google tinggi sehingga ada WNA yang sedang mencari kerajinan di daerah Kulon Progo tertuju ke tempat Braicly craft. WNA ini sangat puas dengan hasil kerajinan tersebut sehingga terjalin hubungan kerjasama untuk mengekspor kerajinan Braicly Craft ini ke luar negeri, tetapi sementara undername masih dibantu oleh CV lewat perantara bule tersebut.
Perkembangan dalam 3 tahun terakhir yang dialami Braicly Craft justru saat pandemi, karena disaat para umkm seluruh indonesia mengalami penurunan penjualan akibat covid-19 yang mengakibatkan mereka terpaksa harus tutup,tetapi berbeda dengan braicly craft yang justru mengalami peningkatan penjualan disaat pandemi. Pada saat itu omset Braicly Craft paling banyak diperoleh dari luar negri, lokal yang terdiri dari Demak, Tasik, Jawa Timur, dan Sleman.
Karena masyarakat mengalami PPKM yang harus melakukan pekerjaanya WFH, dan tidak bisa berbelanja langsung/offline maka target penjualan Braicly Craft diambil dari online seperti promosi melalui instagram dan tiktok yang pada saat itu menjadi platfrom media promosi sangat efektif karena tiktok dapat mengoptimalkan penyebaran konten, sehingga masyarakat banyak yang tau keberadaan kerajinan ini. Dengan demikian kebanyakan masyarakat berbelanja melalui online saja pada saat itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H