Mantan ketua OSIS itu kini ada di hadapanku. Hatiku seperti beku, dan tubuhku serasa menggigil. Matanya yang indah memandangku dalam, mencoba mencari tahu apa yang ada dalam hatiku. Namun aku menolaknya, hanya air mata yang dapat bicara. Aku melihat sekelilingku, tak ada siapapun. Hanya aku, dan Rama. Namun entah mengapa, air mata itu terus mengalir deras.
"Gez, aku minta sekarang... Tolong jawab Gez..."
"Rama, aku tak bisa, maaf..."
"Baiklah, aku terima keputusanmu. Tapi apa alasannya?"
bersambung...
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI