Pujian? Waaah asik dong! (´▽`)/
Wait! Listen!
Pe-U-Je-I-A-eN
Yes! Next…
P-U-J-I-A-N
What?
UJIAN?
Yup! Siapa sih yang gak mau dipuji? “Dipuji itu kan enak, disanjung, siapa sih yang gak mau?”. Betul! Dipuji itu memang enak, tapi… itu hanya awalnya! Pujian itu tak selamanya mendatangkan kebahagiaan. Orang-orang memuji kita karena sesuatu yang membuat kita dikenal. Entah itu karena prestasi, kemampuan, ataupun kelebihan-kelebihan lainnya. Tapi awas! Manusia itu sering dan sangat sering berhubungan dengan kata “khilaf”. Di saat kita sedang berada ‘di atas’ kita PASTI mendapat pujian yang berlimpah dan menyanjung kita. Namun kitapun seringkali terlena oleh pujian-pujian yang membuat kita merasa percaya diri. Dan pada akhirnya… kita terjatuh.
Ibarat kita telah memanjat pohon yang sangat tinggi, kemudian terjatuh. Sakit, bukan? Coba bandingkan dengan kita yang terjatuh dari pohon yang pendek. Kita terjatuh, tetapi tidak lebih sakit dibandingkan jatuh dari pohon yang sangattinggi tadi. Jadi jika kita sedang berada di puncak kemenangan, kita tak selayaknya untuk sombong dan merendahkan orang lain. Karena ada kalanya pula kita terjatuh dan membutuhkan uluran tangan orang lain. Nah, jika ada pujian, berarti siap-siaplah untuk menghadapi ujian. Lebih baik dari sekarang kita melatih mental untuk menghadapi kemenangan dan segudang pujian yang akan kita hadapi. Jangan mudah puas dan terlena begitu saja hanya karena kita bisa lebih dari mereka. Ingat, manusia itu punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing loh…
Kita harus terus bekerja keras untuk menghadapi hari esok yang mungkin bisa berbalik 1800 dari hari ini. Hari ini mungkin kita dipuji, tetapi bisa saja besok kita diuji. Karena kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi pada kita selanjutnya.
Jika kita mendapat “sesuatu” yang spesial dari Tuhan yang sebelumnya tak pernah kita duga, kita boleh bersenang-senang, tapi ingat! Rayakan kemenangan itu dengan wajar dan dalam waktu yang sebentar saja, karena mereka hanya bersifat sementara! Lebih baik kita rayakan dengan bersyukur pada Tuhan yang telah memberikan anugerahnya untuk kita, mengambil pelajaran dari apa yang telah terjadi, dan kembali berjuang untuk mencapai sesuatu yang lebih baik lagi. Karena bumi ini bulat dan berputar, ada kalanya kita ‘di atas’ dan ada kalanya pula kita ‘di bawah’. Tak ada yang berbeda. Yang jelas, dalam kondisi apapun itu, kita harus senantiasa dekat dengan Tuhan yang Maha Adil.
Intinya, jangan mudah puas dengan apa yang telah kita dapatkan.
Dan ingat!“suatu PUJIAN adalah UJIAN yang tertunda”.
Apapun yang terjadi, Tuhan selalu bersama kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H