Mohon tunggu...
Muhamad Saepul Saputra
Muhamad Saepul Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya, Muhamad Saepul Saputra, seorang mahasiswa yang tengah menempuh pendidikan di jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto. Saya dikenal sebagai pribadi yang tangguh, penuh semangat, dan pantang menyerah dalam menghadapi berbagai tantangan. Memiliki hobi menulis, membaca, dan berolahraga, saya selalu berusaha menjaga keseimbangan antara pengembangan intelektual, kreativitas, dan kesehatan fisik. Dengan dedikasi dan komitmennya, saya terus berupaya menjadi individu yang inspiratif dan bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Proses Biji Kopi Dari Kebun Menuju Secangkir Meja Seduh

21 Desember 2024   18:17 Diperbarui: 21 Desember 2024   18:17 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Tetapi hal yang paling unik, walaupun di indonesia banyak tersebar berbagai varietas kopi karena berbagai faktor penanaman di daerah asal yang ada di indonesia, seperti kopi jawa, kopi sumatera, kopi sulawesi, kopi bali, dan kopi aceh yang dikenal dengan gayonya, tidak menghilangkan  kebiasaan dalam menyajikan kopi, walaupun dengan berbagai macam varietas, indonesia memiliki penyajian atau penyeduhan yang manual dan ini diperkirakan sudah ada sejak abad ke 18 yakni tubruk. Kopi tubruk memiliki akar yang dalam terkait dengan tradisi lokal dan pengaruh budaya asing. Memiliki filosofi kental ketika proes penyajiannya,

            Kopi tubruk menggabungkan elemen dari tradisi lokal dan teknik dari budaya arab, dimana kopi disajikan tanpa penyaringan, sehingga menciptakan rasa yang strong. Kopi tubruk dinggap menjadi simbol kekayaan tradisi kopi di indonesia dan terus di pertahaknkan dalam praktik dan penyeduhan sehari-hari. Tubrk melambangkan warisan budaya indonesia, dengan teknik dan rasa yang diwariskan dari generasi ke generasi.

            Kedalaman rasa yang ada pada kopi tubruk tidak kalah dengan pembuatan kopi manual brew yang lainnya. Metode tubruk menonjolkan karakter kuat termasuk rasa pahit dan manis, menggambarkan kompleksitas kehidupan. Menggunakan bahan alami tanpa ada bahan campur apapun, filosofi tubruk menekankan penghargaan terhadap alam dan proses alami dalam menghasilakan kopi. Sehingga tubruk bukan hanya sekedar tentang menyeduh kopi, akan tetapi merayakan hubungan manusia , tradisi, dan kesderhanaan dalam kehidupan sehari-hari.

            Maka secara garis besar sudah tidak diragukan lagi, kenapa kopi menjadi komoditas yang paling disukai di indonesia, dari mulai penanaman, pemanenan sampai kita bisa menikmati dan mencicipi cita rasa kopi.

            Sampai sekarang perkembangan kopi sangat melejit dan itu menjadi faktor banyaknya kedai, coffee shop dan kopi rumahan. Dengan berbagai konsep yang ditawarkan dan penyajian yang disuguhkan. Salah satu daerah dengan pengahsil kopi yang baik dan perkembangan coffe shop yang ramai adalah purwokerto, daerah yang strategis dan di apit oleh gunung slamet yang mana menjadi kota yang sedang berkembang.

            Secara umum, kedai kopi atau coffee shop di purwokerto tumbuh seiring dengan perkembangan kota, menjadi perkembangan sosial dan menjadi ruang urban bagi pertumbuhan kota. Kedai kopi muncul di kota purwokerto tahun 2000-an di berbagai tempat dan lokasi, dengan pengunjung masyarakat umum, penikmat kopi dan mahasiswa. Kopi banyumas yang berasal dari gunung slamet memiliki cita rasa yang khas, sehingga menarik perhatian dan penikmat kopi terkhusunya di purwokerto.

            Perkembangan kedai kopi di purwokerto membawa dampak positif bagi perekonomian lokal, dari segi sosial kedai kopi berfungsi sebagai ruang interaksi dan kreativitas. Mereka menyediakan tempat bagi masyarakat untuk berdiskusi, berkolaborasi, dan berbagi ide. Atmosfir yang diciptakan di kedai kopi mendorong komunitas lokal lebih aktif dan terlibat dalam berbagai kegiatan sosial.

            Pada akhirnya, kopi bukan hanya sekedar minuman akan tetapi sudah melekat menjadi budaya dan menjadi teman diskusi pada kegiatan sehari-hari. Proses panjang yang dilewati mulai dari biji kopi sampai menjadi secangkir kopi yang bisa dinikmati, dengan tahapan-tahapan yang tentunya dilakukan dengan baik sehigga menghasilkan nuansa dan cita rasa yang unik. Kopi  menjadi prodak komuditas yang ramai di berbagai daerah indonesia terkhususnya purwokerto dengan macam-macam konsep untuk menarik para penikmat kopi, di suguhkan dengan berbagai macam metode sesuai kebutuhan dan keinginan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun