Mohon tunggu...
Asgaf Saggaf DC
Asgaf Saggaf DC Mohon Tunggu... -

Aku_Meletakkan Imajinasi Di Atas Karya

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Manusia Era Teknologi

22 Februari 2016   10:19 Diperbarui: 22 Februari 2016   10:35 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kehidupan kota semakin modern dan ramai namun tetap ada kesunyian yang tumbuh. Kesunyian terasa dikerumunan orang-orang lalu dikutuk untuk membebaskan diri dari keterikatan gamang, karena dalam kerumunan orang-orang hanya menyibukkan diri dengan mainannya media komunikasi canggih yang mereka miliki. Jadi seolah ada dinding penyekat yang tak nampak ditengah mereka.

Dinding penyekat bikin banyak orang melakukan segala keperluan dengan sendiri, mereka beralasan bahwa barang siapa yang memerlukan pertolongan dia tempatkan diri dalam keadaan takluk bergantung pada orang lain. Tidak bebas sepenuh bebas. Kecuali hanya kepentingan-kepentingan yang bakal mengikatkan diri pada sesuatu.

Ah dunia kini, bikin individualis jadinya. Di era yang semakin dimoderenkan oleh kecanggihan teknologi, banyak karya anak manusia yang diciptakan untuk mempermudah pekerjaan manusia dalam beraktivitas. Orang atau perusahaan-perusahaan berlomba-lomba bikin perangkat yang menggantikan peran tenaga manusia agar kehidupan lebih ringan. Rupa-rupanya banyak orang yang demam mencari hal-hal baru, alat baru, tak membiarkan orang puas dengan keadaannya. Orang pun keranjingan dengan segala apa yang baru, kebiasaan baru, perangai baru, nilai nilai baru. Life style pun baru. Yang tidak ngikut ke yang baru dianggap kolot atau gaptek.

Baru, baru, baru. Tanpa sadar kita dipaksa melupakan tata nilai kehidupan yang berlaku dimasyarakat. Hasilnya orang menjadi kekanak-kanakan, semakin individual, maunya serba cepat. Seakan dengan mengikuti gaya baru kehidupan lebih baik daripada yang kemarin. Inilah era modern, bikin orang menjadi begitu mudah terlena. Yang di baliknya tersimpan kekuatan gaib menganga lebar akan memangsa anak-anak yang tidak tahu apa sesungguhnya dia kehendaki dalam hidup, jadinya anak-anak terburu-buru oleh kegelisahan hati.

Ya terburu-buru, terburu- buru ingin meninggalkan rumah segera, terburu-buru ingin sampai tiba di tujuan. Selalu buru-buru ingin maju satu atau dua langkah dalam kehidupannya dengan instan tanpa mau tahu prosesnya. Dan akhirnya melahirkan keramaian di persimpangan jalan, keramaian yang bikin risau pengguna jalan. Jadinya mereka yang tak siap dengan tantangan kota, memperlihatkan keakuannya dengan menempuh jalan pintas yang mereka anggap pantas, untuk menunjukkan aktualisasi diri agar keberadaan mereka diakui, semakin disorot dan ditakuti maka semakin memberikan rasa bangga buat geng kriminal mereka. Alih-alih masalah ekonomi pun di angkat jadi alasan, padahal ada beberapa rangkaian lain yang juga ikut memicu jadi biang.

Tingginya jumlah angkatan muda di negeri ini seharusnya jadi pokok perhatian, supaya bisa dipersiapkan di masa masa mendatang. Karena angkatan muda yang kreatif, inovatif bisa memainkan peran menjadi penggerak pembangunan. Dan hampir bisa dipastikan bahwa setiap pelaku sejarah baik tokoh sentral maupun para pengikutnya adalah angkatan muda. Namun, bukan berarti tak ada orang tua yang terlibat dalam sejarah. Sejarah umat yang menerapkan nilai-nilai luhur Sang Khalik adalah poros perubahan peradaban.

Al-Quran mencatat kisah pemuda pemberani; Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami menambahkan pula untuk mereka petunjuk. Kami meneguhkan hati mereka pada waktu mereka berdiri. (TQS al-Kahfi[18]:13-15).                                                                                                                                                               .Saff_DC.

 sumber photo

 

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun