Selain Kant, Albert Casullo juga mengidentifikasi empat pertanyaan penting dalam diskusi kontemporer tentang pengetahuan apriori, yaitu (1) Apa itu pengetahuan apriori? (2) Apakah ada pengetahuan apriori? (3) Apa hubungan antara apriori dan kebutuhan? (4) Apakah ada pengetahuan apriori sintetik? Pada akhirnya, Albert Casullo mendefinisikan pengetahuan apriori sebagai keyakinan yang benar dengan pembenaran apriori, di mana suatu keyakinan dibenarkan secara apriori jika tidak dibenarkan secara pengalaman (Moser, 2002).
Â
Arete  dan Sintesis Aposteriori untuk Audit Pajak Usaha Pertambangan
Audit pajak dalam sektor usaha pertambangan migas merupakan proses yang kompleks namun sangat penting untuk memastikan kepatuhan perpajakan dan optimalisasi penerimaan negara. Proses ini melibatkan persiapan yang matang, pemeriksaan yang cermat, dan penilaian yang objektif. Kerjasama antara DJP dan SKK Migas serta penggunaan teknologi informasi yang canggih dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi audit pajak. Selain itu, pengembangan kapasitas petugas pajak dan pengawas migas menjadi kunci untuk menghadapi tantangan yang ada dalam audit pajak sektor migas.
Dalam konteks audit pajak, sintesis aposteriori melibatkan pengumpulan dan analisis data faktual dari operasi pertambangan untuk mengidentifikasi potensi ketidaksesuaian atau pelanggaran pajak. Johnson (2023) menjelaskan, "Sintesis posteriori melibatkan pengambilan kesimpulan dari data yang dapat diamati, menyediakan kerangka kerja yang kuat untuk analisis empiris".
Konsep Arete melalui pendekatan Sintesis Aposteriori:
Arete "keunggulan", "Terbaik" yang selalu ingin dicapai dalam hasil audit yang benar, akurat dan bisa diandalakan namun selalu berada diluar jangkauan. Dalam pendekatan Sintesis Aposteriori hal yang Terbaik dapat dicapai dengan pengetahuan dan pengalaman empirik. Tujuannya adalah untuk mencapai hasil audit yang akurat dan andal, yang mencerminkan ketaatan terhadap peraturan perpajakan serta optimalisasi penerimaan negara dari sektor pertambangan
a.Ketepatan dan Keakuratan: Mengandalkan data empiris memungkinkan auditor untuk membuat penilaian yang lebih tepat dan akurat tentang operasi perusahaan.
b.Deteksi Manipulasi: Dengan menganalisis data yang sebenarnya terjadi, auditor dapat lebih mudah mendeteksi manipulasi atau ketidaksesuaian yang mungkin tidak terlihat dalam laporan resmi.
c.Penyesuaian dengan Realitas: Pendekatan ini memastikan bahwa analisis didasarkan pada realitas operasi perusahaan, bukan asumsi atau teori yang mungkin tidak sepenuhnya relevan.
d. Peningkatan Kepatuhan: Dengan mendapatkan gambaran yang lebih akurat tentang operasi perusahaan, auditor dapat memberikan rekomendasi yang lebih efektif untuk meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perpajakan.