Siapakah David R Hawkins?
David R Hawkins adalah seorang psikiater, dokter, guru spiritual, dan dosen terkenal. Dia adalah direktur pendiri Institut Penelitian Spiritual Nasional, dan memberikan ceramah di banyak universitas bergengsi seperti Notre Dame, Michigan, dan Harvard. David R Hawkins memiliki latar belakang yang unik dan dikenal sebagai periset kesadaran, pengajar tentang spiritualitas bahkan akhirnya seorang mistikus. David R Hawkins sangat tertarik pada bagaimana manusia dapat mencapai kondisi "Realisasi Diri" dalam kehidupan mereka. Ia menemukan bahwa keadaan seperti ini jarang terjadi pada seorang ilmuwan atau dokter, sehingga ia ingin membawa keadaan ini ke dalam kesadarannya sendiri dan melakukannya dengan cara yang dapat dipahami secara ilmiah.
Kontribusi yang diberikan oleh Dr. David Hawkins (1927--2012) kepada masyarakat yaitu wawasan dan metode baru dalam mengantarkan orang untuk memahami kesadaran (consciousness) secara melintas-batas, universal, melampaui sekat-sekat. Reputasinya dalam membantu "meringankan penderitaan manusia", Hawkins membawakan kita Peta Kesadaran dalam bukunya yang inovatif pada tahun 1995 berjudul "Power vs Force: The Hidden Determinants of Human Behaviour". Buku tersebut telah diterjemahkan ke dalam lebih 26 bahasa, termasuk Bahasa Indonesia.
"Poin krusialnya adalah: dengan mengubah diri kita sendiri, kita mengubah dunia. Ketika kita menjadi lebih penuh kasih di dalam, penyembuhan terjadi di luar. Sama seperti naiknya permukaan laut yang mengangkat semua kapal, demikian pula pancaran cinta tanpa syarat dalam hati manusia mengangkat seluruh kehidupan." ---David R Hawkins
Â
Apa Peta Kesadaran yang dibuat David R Hawkins?
Peta Kesadaran David Hawkins adalah skala yang mengukur tingkat kesadaran manusia berdasarkan emosi, pikiran, dan perilaku. Mulai dari 0 hingga 1000, skala mengkategorikan level-level ini ke dalam tingkatang-tingkatan, masing-masing mewakili keadaan tertentu. Pada skala paling bawah adalah emosi yang terkait dengan kelemahan dan negativitas, sedangkan skala yang lebih tinggi menandakan tingkat kesadaran dan pencerahan yang tinggi. Angka yang lebih tinggi dikaitkan dengan tingkat kesadaran yang lebih tinggi, Pencerahan ada di antara 700--1000, dengan rasa malu, bersalah, apatis, dan kesedihan semuanya hidup di bawah kalibrasi 100, masih sedikit orang yang mampu mencapai tingkat pencerahan tersebut.
Dimulai dari kesadaran tertinggi hingga terendah, Peta Kesadarannya adalah sebagai berikut:
* Rasa malu (20): Skala terendah, ditandai dengan perasaan terhina dan tidak berharga.
* Rasa Bersalah (30): Sedikit lebih tinggi, rasa bersalah melibatkan rasa menyalahkan diri sendiri dan penyesalan.
* Apatis (50): Ditandai dengan kurangnya minat atau antusiasme, sikap apatis mencerminkan keterputusan dari kehidupan.
* Duka (75): Pengakuan atas kehilangan dan emosi yang menyertainya.
* Ketakutan (100): Emosi kuat yang dapat bermanifestasi sebagai kecemasan dan rasa tidak aman.
* Desire (125): Kerinduan akan pemenuhan materi atau pengalaman.
* Kemarahan (150): Emosi kuat yang dapat merusak sekaligus memotivasi.
* Kebanggaan (175): Pengakuan atas pencapaian seseorang dan rasa superioritas.
* Keberanian (200): Titik kritis menuju kesadaran positif, dimana pemberdayaan dan integritas muncul.
* Netralitas (250): Ditandai dengan rasa puas dan penerimaan.
* Kesediaan (310): Keadaan keterbukaan dan penerimaan terhadap perubahan.
* Penerimaan (350): Tingkat di mana sikap memaafkan dan pengertian menjadi menonjol.
* Reason (400): Munculnya kejernihan intelektual dan rasionalitas.
* Cinta (500): Cinta dan kasih sayang tanpa syarat yang melampaui ego.
* Kegembiraan (540): Keadaan bahagia dan ekstase yang melampaui kebahagiaan biasa.
* Perdamaian (600--700): Tingkat kesadaran tertinggi, mewakili pencerahan dan persatuan.
Sebagian besar masyarakat merasakan berada dalam kondisi kesadaran rendah, dan terdapat banyak penderitaan. Kita hidup di dunia yang sangat kompetitif, ada banyak sekali kemarahan dan kebencian di antara manusia saat ini, dan banyak orang yang menyimpan banyak ketakutan tentang masa depan mereka. Beberapa orang bahkan ada yang berada pada tingkat rasa malu yang rendah, dimana mereka merasa malu dengan keberadaan mereka sendiri, yang sungguh menjadikan penderitaan yang tak tertahankan. Ketika kita berada dalam tingkat kesadaran yang lebih rendah, kita akan menemukan bahwa segala sesuatu yang kita lakukan dalam hidup terasa lebih sulit dan sepertinya tidak ada yang berjalan dengan baik.
"Kekerasan bisa mendatangkan kepuasan, tetapi hanya kekuasaan yang mendatangkan kegembiraan. Kemenangan atas orang lain mendatangkan kepuasan bagi kita, namun kemenangan atas diri sendiri mendatangkan kegembiraan bagi kita." ---David R Hawkins
Untuk mencapai tingkat kesadaran yang tinggi, biasanya kita lebih sering mengekspos diri kita menjadi sesuatu emosi yang tidak nyaman, seharusnya kita belajar bagaimana duduk bersamanya sambil bersantai dengannya. Tetapi, yang sering terjadi adalah ketika seseorang merasakan emosi negatif yang tidak nyaman, kita berusaha menyingkirkannya. kita dapat meluangkan waktu dari hari kita dan menyambut serta duduk dengan banyak emosi tidak nyaman dan menjadikannya lebih sebagai proses untuk merenungkan.
Semua keadaan positif sudah ada dalam diri kita, dan kita berhak mengalaminya jika kita memberi kesempatan pada diri kita sendiri.
Peta Kesadaran David Hawkins berfungsi sebagai alat yang ampuh bagi siapa pun yang mencari pertumbuhan pribadi dan evolusi spiritual. Dengan memahami tingkatan-tingkatan emosional dalam diri sendiri, individu dapat memulai perjalanan transformatif menuju tingkat kesadaran yang lebih tinggi, mengintegrasikan praktik psikologis dan spiritual untuk pendekatan holistik menuju damai Sejahtera.
"Saat melepaskan, abaikan semua pikiran. Fokus pada perasaan itu sendiri, bukan pada pikiran. Pikiran tidak ada habisnya dan menguatkan diri, dan hanya melahirkan lebih banyak pikiran. ---David R Hawkins
Diskursus  Kesadaran David R Hawkins pada Upaya  Wajib Pajak Untuk Memperbaiki SPT pada tingkat kesadaran spiritual dan emosional :
Pada tingkat Survival Paradigm (20-175) tingkat kesadaran terendah pada rasa Rasa malu (20), Rasa Bersalah (30) Rasa Apatis (50) dan Rasa Duka (75). Pada level tingkat kesadaran ini yaitu skala 20 sampai dengan 75 Wajib Pajak belum berupaya memperbaiki SPT dikarenakan Wajib Pajak pada tingkat kesadarannya masih merasa sebagai Wajib Pajak yang tidak penting sehingga merasa memperbaiki SPT bukanlah hal yang harus dilakukan. Wajib Pajak cenderung berusaha menghindari atau menutup-nutupi masalah, yang dapat menyebabkan masalah yang lebih besar di kemudian hari. Pada skala terendah ini Wajib Pajak memiliki pandangan bahwa otoritas pajak seperti Iblis dan hanya membuat penderitaan bagi wajib Pajak.
Pada tingkat Survival Reason and Integrity (200-400), tingkat kesadaran menengah, pada tingkatan kesadaran ini Wajib Pajak akan berupaya melakukan perbaikan SPT, munculnya kejernihan intelektual dan rasionalitas sehingga merasa memperbaiki SPT adalah hal yang penting. Sikap keterbukaan Wajib Pajak pada tingkat kesadaran di level ini yang mendorong untuk memperbaiki SPT nya. Wajib Pajak dengan sadar menerima tanggungjawab atas perbuatannya yaitu pengisian SPT dan kekeliruannya dalam pengisian SPT dan bersedia mencari bantuan professional dalam Upaya memperbaiki SPT.
Pada tingkat Spritual Paradigm (500-1000), tingkat kesadaran tinggi, Â pada tingkatan kesadaran ini Wajib Pajak sadar atas berkat yang diterima, rasa kasih sayang, sehingga memahami kewajibannya terhadap pemajakannya. Wajib pajak menyadari bahwa kewajiban Pajaknya adalah kontribusi untuk Masyarakat dan negara. Pada tingkat kesadaran tinggi, ketika Wajib Pajak menjalankan kewajibannya akan muncul rasa bahagia karena sudah melakukan yang terbaik dalam kewajibannya memperbaiki SPT.
Penelitian yang dilakukan oleh Hario Damar. (2023). Dalam Upaya pembetulan SPT menitikberatkan pada Moral Wajib Pajak yaitu tingkat kesadarannya setelah Wajib Pajak menerima himbauan dari Otoritas Pajak atas pelaporan SPT nya. Jika dikaitkan dengan peta tingkat kesadaran oleh David R Hawkins dari peta kesadaran berdarkan tingkatannya kita dapat mengetahui bagaimana moral wajib pajak dalam Upaya memperbaiki SPT.
Kesadaran Wajib Pajak atas fungsi perpajakan sebagai pembiayaan negara sangat penting untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak. Kesadaran tentang ketepatan waktu pembayaran pajak, sejauh mana kesadaran dalam membayar pajak, dan kesadaran dalam diri Wajib Pajak sendiri atau sekadar membayar karena takut kena denda (Dahruji, 2011).
Wajib pajak memiliki kewajiban moral sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat, maka wajib pajak akan melakukan tindakan sesuai dengan peraturan yang ada. Oleh karena itu jika masyarakat memiliki kewajiban moral yang besar maka tingkat kepatuhan penyelesaian kewajiban perpajakannya juga besar sehingga keinginan melaporkan SPT dengan benar secara material akan semakin besar.
Siapakah Jeff Cooper?
Jeff Cooper, seorang Marinir Amerika Serikat dan pakar penggunaan dan sejarah senjata kecil. Awalnya Teknik populer kesadaran situasional dimaksudkan untuk penerapan militer, prinsip-prinsip Kode Warna Kolonel Cooper dengan cepat menyebar ke mereka yang peduli untuk lebih sadar akan lingkungan mereka.
Apa Peta Kesadaran yang dibuat Jeff Cooper?
Jeff Cooper merancang bagan kode warna yang mengaitkan tingkat kesadaran dengan warna tertentu. Dengan memahami cara kita memproses bahaya, kita bisa menciptakan metode untuk melatih diri kita agar lebih waspada.
Kode warna tidak ada hubungannya dengan situasi taktis atau tingkat kewaspadaan, melainkan dengan keadaan pikiran seseorang. Seperti yang diajarkan oleh Jeff Cooper, ini berkaitan dengan tingkat bahaya yang membuat Anda bersedia melakukan sesuatu dan memungkinkan Anda berpindah dari satu tingkat pola pikir ke tingkat pola pikir lainnya agar Anda dapat menangani situasi tertentu dengan benar.
Kode #1 Putih: Ketidaksadaran total
Menurut Kode Warna Jeff Cooper, dalam kondisi Putih, orang-orang dalam keadaan santai dan tidak menyadari apa yang terjadi di sekitar mereka. Artinya, dengan tetap berada dalam kondisi warna putih dalam waktu lama, orang bisa mengambil risiko hidup tanpa beban, yang hanya akan membuat mereka sama sekali tidak siap menghadapi keadaan darurat apa pun.
Kode #2 Kondisi Kuning: Kesadaran yang santai
Dalam Kondisi Kuning, kita memperhatikan sekeliling kita, tapi tidak terlalu ekstrim. Tahap ini berarti kita sadar, memperhatikan pemandangan, suara, dan ruang di sekitar kita. Hal ini sangat berhubungan dengan hidup pada saat ini, yang berarti kesadaran yang santai, atau sekedar memberikan perhatian yang tepat terhadap lingkungan. Kondisi Kuning berarti bahwa orang-orang telah memindahkan kewaspadaan mereka ke tingkat perhatian yang akan mencegah mereka dari kejutan total terhadap bahaya apa pun yang mungkin timbul.
Kode #3 Kondisi Oranye: Peringatan tertentu telah memicu perhatian penuh
Ini adalah kondisi kesadaran yang tinggi ketika orang mengamati atau menyadari adanya ancaman tertentu. Dalam kondisi oranye, di identifikasikan sesuatu yang menarik yang mungkin terbukti menjadi ancaman atau tidak. Sampai kita dapat menentukan sifat sebenarnya dari apa pun yang menarik perhatian kita, "radar" kita akan dipersempit untuk berkonsentrasi pada kemungkinan ancaman dan akan tetap fokus sampai kita yakin bahwa tidak ada ancaman yang ada.
Kode #4 Kondisi Merah: Siap bertahan
Tingkat kondisi akhir berwarna merah. Tingkat kesadaran terhadap Kondisi Merah pada dasarnya adalah hasil dari keharusan mengambil tindakan dari Kondisi Oranye. Ini adalah tahap yang berhubungan dengan tindakan. Segalanya telah meningkat hingga kita berada dalam situasi berbahaya atau malah mundur. Berada di Kondisi Merah melelahkan secara fisik dan mental, karena menuntut orang untuk 100% berdedikasi terhadap bahaya yang ada.
Diskursus  Kesadaran Jeff Cooper pada Upaya  Wajib Pajak Untuk Memperbaiki SPT pada tingkat kesadaran situasional dan kesigapan:
Kode #1 Putih: Ketidaksadaran total = Pada kondisi Wajib Pajak tidak peduli terhadap pelaporan SPT nya, ketidakpedulian yang dilakukan dikarenaka merasa tidak siap dalam menghadapi kewajibanya pemajakannya
Kode #2 Kondisi Kuning: Kesadaran yang santai = Wajib Pajak dalam kondisi ini mulai meperhatikan dengan baik dan benar atas pengisian SPT nya karena menyadari keakuratan pelaporan SPT adalah sangat penting supaya tidak jadi timbul permasalahan bagi Wajib Pajak.
Kode #3 Kondisi Oranye: Peringatan tertentu telah memicu perhatian penuh = Wajib Pajak bertanggungjawab terhadap SPT nya dengan berkonsultasi ke konsultan pajak dalam Upaya memperbaiki SPT.
Kode #4 Kondisi Merah: Siap bertahan = Wajib pajak menerima konsukuensi atas pelaporan SPT nya, dengan tindakan yang jelas untuk bertanggugjawab atas pelaporan SPT nya. Kesiapsiagaan ini memastikan bahwa mereka dapat menangani situasi dengan cepat dan efektif.
DAFTAR REFERENSI
https://bali.tribunnews.com/2021/04/29/dunia-dan-kehidupanmu-berubah-mengikuti hatimu?page=all
https://safety4sea.com/cm-coopers-color-code-what-is-your-awareness-level/
Damar, H. (2023). Moral Pajak dalam Pembetulan SPT. Jurnal Widyaiswara Indonesia, 4(04), 173-188.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI