Mohon tunggu...
Asfira Zakia
Asfira Zakia Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswi

E= mc2

Selanjutnya

Tutup

Financial

Mengukur Logika "Investasi Bodong" di Celah Corona

19 April 2020   08:05 Diperbarui: 19 April 2020   08:12 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1. Berapa lama durasi

Sesuatu yang masih dijanjikan belum termasuk kategori "investasi". Karena sebetulnya investasi itu tidak boleh menjanjikan hasil. Dan pasti ada potensi risiko disitu. Jika kita dijanjikan secara konsisten, maka kita lihat durasinya. 

Apakah akan berlaku hingga tiga bulan kedepan ataukah open end (kita belum tau kapan kita tarik dananya). Kalau durasinya semakin panjang, maka risikonya pun juga akan semakin meningkat, artinya pihak yang menempatkan kita dana itu harus mempu secara konsisten memberikan keuntungan kepada kita 10% per bulan.

Cara kita mengenali lembaga investasi:

Ada logo OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Artinya, lembaga tersebut terdaftar di OJK dimana lembaga tersebut patuh dan tunduk terhadap aturan-aturan.

Secara kredibilitas, lembaga itu mumpuni.

Namun, dari sini kita harus mengetahui risikonya. Kalau deposito memang bisa dijanjikan hasilnya. Tapi deposito ada durasinya yaitu satu bulan, tiga bulan, enam bulan, dan dua belas bulan. Artinya, risiko itu terukur.

Untuk yang open end, misalnya Reksadana. Dimana kita bisa membelinya sekarang namun terserah kita bisa menjualnya kapan. Namun yang harus mengetahui yang diberikan adalah potensi, indikasi, dan imbal hasil bukan dijanjikan.

2. Potensi Fluktuasi

Kita bandingkan dengan bunga tabungan atau bunga simpanan. Kalau yang memberikannya dibawah itu maka cukup aman. Semakin tinggi potensi keuntungan, maka potensi fluktuasinya juga akan semakin tajam. Kita harus pahami skemanya, darimana ia mendapatkan keuntungan sebesar itu, dan konsisten atau tidak.

Saat ini, kita harus memilah mana keuntungan yang masuk akal dan mana yang tidak masuk akal. Bilamana kita tau itu tidak masuk akal, maka kita tinggalkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun