Mohon tunggu...
Asfira Zakia
Asfira Zakia Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswi

E= mc2

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Kebijakan Moneter dan Pengaruhnya dalam Dunia Perekonomian

25 Juli 2019   06:45 Diperbarui: 25 Juli 2019   06:45 7015
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apakah kita pernah bertanya-tanya mengapa harga tempe di pasaran naik seiring dengan naiknya nilai dolar? Apakah itu artinya bahwa bangsa kita yang sudah merdeka lebih dari setengah abad ini dan notabenenya dikenal sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam masih bergantung pada negara lain?

Misalkan saja nilai dolar naik membuat harga minyak dan harga tempe ataupun produk konsumsi lainnya juga ikut naik. Begitupun harga produk lain yang masih tergantung dengan nilai dolar.

Memang banyak sekali produk konsumsi masyarakat yang sangat tergantung pada nilai kurs. Kita lihat bahwa harga bahan minyak yang bahan bakunya dihasilkan dari Indonesia sendiri tetap saja terpengaruh dengan nilai dolar.

Begitu pula dengan kedelai sebagai bahan baku tempe saja kita impor dari benua lain. Karena diimpor, harganya tergantung pada berapa nilai kurs antara nilai rupiah dengan dolar. 

Meskipun kita kaya akan bahan pangan, namun kualitas kedelai yang lebih rendah dibandingkan dengan negara lain, membuat petani harus mengimpor bahannya dari luar. Akibat biaya impor yang lebih mahal, maka harga tempe yang dihasilkan juga akan naik.

Bukan hanya produk konsumsi saja, tetapi juga obat-obatan. Maraknya kasus pengedaran obat palsu di Semarang saat ini tentu tidak terlepas dari faktor mahalnya impor bahan baku obat. 

Dilansir dari Liputan 6.com, bahwa bahan baku obat di Indonesia 98 persen berasal dari luar negeri mengingat Indonesia belum memiliki industri kimia dasar untuk membuat obat. Dengan begitu, dengan investasi nol dan keuntungan yang tinggi tidak menutup kemungkinan adanya tindak kecurangan.

Bahkan, Presiden Joko Widodo mengakui saat ini industri farmasi Indonesia masih sangat bergantung pada bahan baku impor. Untuk itu, Presiden Jokowi menyambut baik investasi di sektor industri kimia bahan baku impor. 

Misalnya pabrik milik PT Kardio Global Medika di Cikarang, Jawa Barat telah menelan investasi lebih dari lima ratus miliar rupiah. Pabrik ini dikhususkan untuk mengembangkan bioteknologi. Investasi seperti ini yang diharapkan bisa mengurangi ketergantungan Indonesia akan bahan baku impor.

Dari beberapa kasus tersebut, perlu di garis bawahi bahwa bukan hanya lembaga keuangan yang terkena imbasnya, namun juga masyarakat kecil akan terkena pengaruh dari kebijakan moneter yang menyangkut hajat hidup orang banyak.

Maka dari itu, kebijakan moneter akan memberi pengaruh yang besar dan sangat mewarnai bagaimana perkembangan ekonomi makro ke depannya. 

Bersama dengan kebijakan makro lain yang saling mendukung dan terkait, kebijakan moneter diarahkan untuk mencapai sasaran tertentu.

Berbicara mengenai kebijakan moneter, apa itu yang dimaksud kebijakan moneter sendiri dan apa pengaruhnya bagi perekonomian?

Kebijakan moneter merupakan kebijakan otoritas moneter atau bank sentral dalam bentuk pengendalian besaran moneter (monetary aggregates) untuk mencapai perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan.

Dengan kata lain, kebijakan moneter sendiri merupakan suatu kegiatan pengendalian uang yang beredar dalam perekonomian dan salah satu bagian intergal dari kebijakan ekonomi makro yang ditempuh oleh otoritas moneter.

Ada 4 channel yang menghubungkan secara korelatif antara kebijakan moneter dengan perekonomian:

  • Efek Substitusi

Merupakan kecenderungan hasrat masyarakat dalam menukarkan uang dengan barang yang lebih bermanfaat dan memberi nilai tambah. Efek substitusi ini dapat mempengaruhi sektor riil, yaitu berupa peningkatan produksi untuk memenuhi peningkatan konsumsi.

Seorang monetaris, Milton Friedman meyakini bahwa ekspansi moneter dalam jangka panjang tidak akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan memperluas kesempatan kerja tetapi hanya akan meningkatkan inflasi.

  • Efek Suku Bunga (Financial Assets)

Yaitu menukarkan uang ke dalam bentuk asset keuangan.

Liputan6.com
Liputan6.com
Aset keuangan ini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan memperluas kesempatan kerja tetapi dampaknya justru mendorong perpindahan kapital ke luar negeri atau capital fligh yang nantinya akan merugikan neraca pembayaran.

Maksudnya, tingkat harga yang lebih rendah akan menurunkan suku bunga, sedangkan suku bunga yang lebih rendah akan mendorong pengeluaran untuk investasi. 

Dan apabila tingkat harga yang lebih rendah menurunkan tingkat suku bunga, maka investor akan memindahkan sebagian dana mereka ke luar negeri. Akibatnya, mata uang domestik mengalami depresiasi relatif dengan mata uang asing atau penyusutan.

Jika Bank Sentral (BI) menaikkan target suku bunga, maka Bank Sentral akan berkomitmen untuk menyesuaikan jumlah uang yang beredar untuk membuat keseimbangan guna mencapai target tersebut.

Efek substitusi ataupun efek suku bunga akan memberikan pengaruhnya terhadap perkembangan perekonomian sektor luar negeri karena peningkatan permintaan konsumsi barang dan jasa sebagai akibat adanya ekspansi moneter yang akan mengurangi volume ekspor. Hal itu terjadi karena kebutuhan konsumsi dalam negeri mengalami peningkatan.

  • Efek Kekayaan (Wealth Effects)

Adanya pengaruh uang terhadap kekayaan seseorang mengakibatkan kekayaan sebagai salah satu faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi. Efek kekayaan ini dampak moneternya sama dengan efek substitusi dan efek suku bunga.

  • Efek Ekspektasi Masyarakat

Medcom.id
Medcom.id
Masyarakat akan mengambil tindakan untuk membelanjakan uang ke dalam bentuk barang-barang riil karena ekspektasi masyarakat terhadap kenaikan harga pada gilirannya akan mendorong kenaikan suku bunga. 

Apabila suku bunga meningkat lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga, secara riil return atas aset keuangan yang dimiliki akan menurun sehingga mendorong orang mengalihkan kekayaannya dari bentuk aset keuangan ke bentuk aset riil.

Misalnya masyarakat lebih memilih untuk membeli emas ketika harga emas turun dan akan menjualnya saat harga emas naik. Begitu pula dengan jual beli tanah.

 Sebidang tanah akan lebih menguntungkan ketika dijual daripada produk atau sesuatu yang semakin murah jika semakin lama dimiliki. Perubahan harga aset seperti obligasi saham ataupun aset fisik, misalnya emas dan properti yang banyak dipengaruhi oleh kebijakan moneter.

Secara ringkas, keempat jalur yang membuat korelasi antara kebijakan moneter dengan perokonomian dapat dilihat dari tabel berikut.

Sumber: Buku Aulia Pohan
Sumber: Buku Aulia Pohan
Dan apabila suatu tindakan antisipasi dilakukan oleh sebagian besar masyarakat, maka hal itu akan menimbulkan dua implikasi moneter yang sangat urgen yaitu membuat kebijakan moneter menjadi tidak efektif dan ekspektasi masyarakat terhadap inflasi yang akan mengakibatkan inflasi tersebut menjadi kenyataan. So? Bagaimana menurut Anda?

Sumber:

Pohan, Aulia. 2017. Potret Kebijakan Moneter Indonesia. Yogyakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Perry Warjiyo dan Solikin. 2003. Kebijakan Moneter di Indonesia. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK).

https://www.liputan6.com/health/read/2598812/penyebab-obat-palsu-beredar-di-indonesia?utm_expid=.9Z4i5ypGQeGiS7w9arwTvQ.0&utm_referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com%2F

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun