Terombang-ambingnya arus pendidikan yang semu dan beragam intrik dalam polemik sistem yang diterapkan serta suasana pemilu 2019 yang masih terasa hangat oleh berbagai isu agama ataupun politik baik perihal simbolisasi partai maupun justifikasi tidak membuat menurunnya semangat seluruh PTKIN yang tersebar di 34 provinsi dalam ajang PIONIR ke-IX saat ini.
PIONIR sendiri merupakan Pekan Ilmiah Olahraga Seni dan Riset yang diadakan dua tahun sekali oleh Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) se-Indonesia di bawah naungan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Ditgen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI. Dan pada tahun ini, PIONIR diadakan yang kesembilan kalinya pada tanggal 15 hingga 21 Juli 2019 dan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Malang) sebagai tuan rumah. Lalu, untuk apa sebenarnya diadakannya PIONIR sendiri?
Pionir n cak penganjur; pelopor; perintis jalan; pembuka jalan.
Pengertian 'pionir' diatas saya ambil dari KBBI dimana pionir sendiri sebagai pelopor dan perintis jalan yaitu mahasiswa yang dikenal dengan agent of change diharapkan mampu memacu dan memberikan kontribusi serta menjadi generasi intelektual pencetak khazanah keilmuwan yang berjiwa kritis, kreatif, dan mempunyai kedalaman spiritual serta menjadi digdaya dan mempunyai kemampuan yang mumpuni.
Melihat bahwa akhir-akhir ini lembaga pendidikan Islam khususnya perguruan tinggi Islam masih dipandang sebelah mata oleh sebagian masyarakat dan tidak memperoleh kesempatan yang luas untuk ikut andil dalam bersinergi dengan Perguruan Tinggi Umum.
Selain itu, eksistensi Perguruan Tinggi Islam yang merupakan aset pembangun dalam memberdayakan masyarakat islam yang saat ini masih belum mampu memberi kredibilitas di lingkungan masyarakat, membangkitkan kesadaran mahasiswa dan seluruh civitas akademika PTKIN di Indonesia untuk saling berkompetisi dan memperkuat silaturahmi dalam ajang PIONIR ini serta dapat mengembangkan budaya berkreasi.
Tidak hanya di bidang olahraga, namun juga ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta kesenian yang diperlombakan. Sebanyak 3.280 atlit berebut medali dan diikuti oleh 58 PTKIN se-Indonesia.
- Bidang Ilmiah
Terdiri dari tujuh cabang, yaitu debat bahasa arab, debat bahasa inggris, debat konstitusi, cabang Musabaqah Fahmil Al-Qur'an (MFQ), cabang Musabaqah Karya Tulis Al-Qur'an (MKTQ), cabang Musabaqah Qiroatil Kutub (MQK), dan cabang Business Plan.
- Bidang Olahraga
Ada 12 cabang yaitu, futsal, bola voli, tenis meja, bulutangkis, catur, pencak silat, sepak takraw, basket, karate, taekwondo, panjat dinding, dan lempar pisau.
- Bidang Seni
Terdiri dari 13 cabang perlombaan yaitu Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ), Musabaqah Hifdz Al-Qur'an (MHQ), Musabaqah Syarh Al-Qur'an (MSQ), kaligrafi, puitisasi Al-Qur'an, pop solo islami, hadrah, desain dan peragaan busana islami, film pendek, musikalisasi hadits, cipta lagu islami, duta PTKIN (putra dan putri), dan pemilihan dai mahasiswa (PILDAMA).
- Bidang Riset
Terdiri dari empat cabang perlombaan yaitu karya tulis ilmiah ilmu-ilmu sosial, karya tulis ilmiah sains dan teknologi, karya inovatif, dan lomba inovasi media pembelajaran.
Disini, nama perguruan tinggi benar-benar dipertaruhkan. Tekad dan perjuangan sungguh diasah demi meraih sebuah kemenangan. Banyaknya medali sebagai bukti kejayaan. Berlomba-lomba mengukir sejarah baru dan menjadi sebuah legenda diantara 3000 mahasiswa PTKIN se-Indonesia.
Diharapkan, melalui PIONIR ini makin subur dan berkembang kajian ilmiah keislaman serta riset mahasiswa yang kompetitif dan kreatif sehingga karya-karya yang di hasilkan dapat berguna di masyarakat karena PIONIR sebagai pencetak generasi-generasi muda yang unggul dan intelektual serta kedalaman spiritual.
Jadilah pelopor dalam kehidupanmu sendiri. Lakukan hal berbeda tanpa mengeluh! ~Sitta Karina.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H