"Nilaimu tidak turun"
Mataku berkaca-kaca menatap selembar kertas di atas meja. Tangisanku menggema di sudut-sudut kantor itu. Bagaimana mungkin aku menyia-nyiakan usiaku hanya demi angka tanpa pengamalannya. Mulai saat itu, niatku terpatri untuk menjadi seorang pribadi yang lebih baik lagi.
Beliau adalah seorang guru dengan segala keterbatasan fisik namun menghadapi pecundang dunia dengan senyuman. Yang tidak hanya mengedepankan besarnya angka tapi juga memperbaiki moral bangsa dengan mengubah pemikiran keliru yang membudaya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!