Mohon tunggu...
Chelsy Natalia
Chelsy Natalia Mohon Tunggu... Petani - Berangkat dari kesukaan hingga mulai mencintai dunia pertanian 🌱

sedang belajar

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Biogas: Kotoran Ternak dan Limbah Rumah Tangga Jangan Buru-buru Dibuang!

30 September 2017   17:26 Diperbarui: 30 September 2017   17:30 3622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Biogas sebagai energi alternatif tidak akan habis jumlahnya kerena bersumber dari limbah organik yang dihasilkan oleh makhluk hidup. Biogas dapat menggantikan bahan bakar seperti LPG ( Liquidified Petroleum Gas) untuk memasak dan sebagai bahan bakar kendaraan. Hasil bakaran gas metana relatif lebih bersih dibandingkan hasil bakaran dari bahan bakar fosil karena memiliki jumlah atom karbon yang lebih sedikit, sehingga tidak menampung gas karbon di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca. Biogas juga dapat menghasilkan energi listrik karena hasil dari 1 meter kubik biogas senilai dengan energi listrik 6.000 watt per jam.

Pengolahan biogas juga menghasilkan limbah organik berupa sludge yang dapat digunakan sebagai pupuk baik dalam bentuk padat maupun cair yang berguna bagi kegiatan pertanian. Komposisi dari limbah biogas berupa Nitrogen, Fosfor, dan Potasium yang merupakan nutrisi yang baik bagi tanaman. Penggunaan pupuk organik jauh lebih baik dibandingkan dengan pupuk kimia, dengan perkiraan bahwa sisa-sisa bahan kimia dari pupuk bisa saja ikut dikonsumsi sehingga dapat membahayakan jika telah terakumulasi dalam jumlah yang banyak pada tubuh.

Oleh karena itu, sudah saatnya bagi kita untuk perlahan-lahan mengurangi penggunaan energi dari bahan bakar fosil maupun minyak bumi dan mulai  mengaplikasikan energi biogas pada kehidupan kita sehari-hari. Dampak positifnya tidak langsung kita rasakan saat ini, namun pada beberapa tahun yang akan datang entah itu 10 tahun atau 20 tahun bahkan lebih dari itu, tergantung kapan kita membuka pemikiran kita untuk mulai menggunakan sumber-sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan bak penuh manfaat pada kehidupan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun