Mohon tunggu...
Asfar Syafar
Asfar Syafar Mohon Tunggu... Peternak - Sebuah peringatan. Untukku yang semakin lupa tentang bahagianya menulis.

Email: asfarsyafar@gmail.com Blog: asfarsyafar.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Binar dari Bantaeng: Gelora Pembibitan Ternak di Tengah Badai PMK

16 Desember 2022   20:11 Diperbarui: 18 Desember 2022   02:02 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penyakit mulut dan kuku (PMK) merupakan salah satu penyakit menular pada ternak yang paling ditakuti oleh semua negara di dunia. Penyebaran PMK pada ternak berlangsung dengan sangat cepat dan berdampak besar.

Dampak yang ditimbulkan berupa kerugian ekonomi dapat menyebabkan penurunan produksi daging dan susu, serta menghambat perdagangan hewan ternak dan produk hewani.

Secara teoritis hewan yang peka terhadap infeksi virus PMK adalah hewan berkuku genap/belah, yaitu jenis ruminansia seperti sapi, kerbau, kambing, domba, rusa.

Berkenaan dengan ternak yang dapat terinfeksi oleh PMK di Kabupaten Bantaeng, berdasarkan data statistik Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan (Juli 2022) populasi ternak di Bantaeng terdiri atas sapi potong 17.953 ekor, sapi perah 4 ekor, kerbau 62 ekor, dan kambing 29.262 ekor.

Keseluruhan ternak tersebut sebagian besar (lebih dari 90%) dipelihara oleh peternakan rakyat dalam kondisi subsisten tradisional.

Selama ini, usaha peternakan rakyat telah menjadi tulang punggung dalam penyediaan pangan khususnya protein hewani bagi masyarakat di Kabupaten Bantaeng.

dokpri
dokpri

Kasus PMK Pertama di Bantaeng terjadi pada tanggal 05 Juli 2022 di Kelurahan Karatuang, Kecamatan Bantaeng. Per tanggal 28 Oktober 2022 jumlah kasus PMK telah mencapai sebanyak 247 kasus, pemotongan bersyarat 84 ekor, mati 0 ekor, sembuh 156 ekor, dan sisa kasus 7 ekor. 

Berdasarkan kasus PMK yang terjadi di Kabupaten Bantaeng setelah 4 minggu, jumlah desa terinfeksi meningkat yang dari awalnya hanya 1 desa menjadi 11 desa, apabila tindakan lambat maka dalam 8 minggu jumlah desa terinfeksi dapat naik menjadi 30 desa, dan setelah lebih dari 10 minggu dapat menyebar di 67 desa/kelurahan se-Kabupaten Bantaeng. 

Penyebaran kasus yang begitu singkat dan cepat memberikan dampak kerugian ekonomi bagi para peternak, selain itu kasus PMK di Bantaeng juga memberi dampak terhadap sektor usaha dan pedagang peternakan (jeroan, kulit, tulang, dll), usaha pengolahan daging, warung makan, transportasi dan jasa pelayanan ternak serta sektor pertanian secara umum.

Pembibitan Ternak Bantaeng, Bergelora di Tengah Badai PMK 

Bibit ternak merupakan salah satu sarana produksi yang memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam upaya meningkatkan jumlah dan mutu produksi ternak, dan sebagai salah satu faktor dalam penyediaan pangan asal ternak yang berdaya saing tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun