Pencapaian swasembada daging dan peningkatan penyediaan protein hewani di Indonesia perlu didukung dengan ketersediaan jumlah ternak (baik ruminansia besar dan kecil) yang mencukupi, serta kecukupan benih dan bibit ternak dari segi kualitas maupun kuantitas. Pemerintah melalui Kementerian Pertanian telah berupaya untuk meningkatkan pembiayaan di sub sektor peternakan khususnya ternak ruminansia dengan memperbesar alokasi anggaran untuk peningkatan populasi sapi dan kerbau melalui program UPSUS SIWAB (Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting) di Tahun 2017.
Selanjutnya, untuk memperkuat komitmen pemerintah dalam mengurangi dominasi impor daging dan kerbau maka melalui Peraturan Menteri Pertanian Nomor 17 Tahun 2020 ditetapkan program SIKOMANDAN (Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri). Program ini merupakan serangkaian kegiatan terintegrasi dan menyeluruh dari hulu ke hilir dimulai dari upaya peningkatan kelahiran melalui penyediaan bibit pejantan dan akseptor; peningkatan produktivitas ternak melalui perbaikan manajemen, pengendalian penyakit dan kesehatan; peningkatan keamanan dan mutu pangan yang baik dan berkualitas serta ASUH; hingga proses distribusi dan pemasaran untuk memenuhi kebutuhan protein masyarakat.
Kabupaten Bantaeng merupakan salah satu lumbung sapi di wilayah Sulawesi Selatan yang sebagian besar masyarakatnya menggantungkan hidup pada sektor pertanian dan peternakan. Bantaeng merupakan salah satu daerah potensial untuk pengembangan ternak besar seperti sapi dan kuda dengan potensi pakan (baik hijauan maupun limbah hasil pertanian) yang melimpah dan kondisi wilayah serta iklim yang mendukung pengembangan ternak. Populasi ternak sapi di Bantaeng tersebar di delapan Kecamatan dengan jumlah sebanyak 17.523 ekor, dengan populasi betina sebanyak 9.207 ekor pada tahun 2020. Kegiatan SIKOMANDAN yang mencakup IB, kebuntingan dan kelahiran di Bantaeng dilakukan secara terintegrasi dengan kegiatan pendukung lainnya seperti pendistribusian semen beku dan nitrogen cair, penyerentakan berahi, vaksinasi, pelayanan kesehatan ternak serta kegiatan asuransi usaha ternak sapi/kerbau (AUTS/K).
Pelaksanaan kegiatan SIKOMANDAN di Bantaeng mengalami beberapa perubahan baik dalam kegiatan maupun jumlah fasilitas input selama beberapa tahun terakhir, berdasarkan data pelaporan melalui iSIKHNAS (Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional) selama kurun 1 Januari -31 Desember 2021 capaian realisasi SIKOMANDAN di Bantaeng mencapai target yang diberikan dan cenderung meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. Realisasi akseptor IB mencapai 3.932 ekor dari target 3.140 atau sebesar 125,2%; realisasi pelaksanaan IB sebesar 4.885 kegiatan dari target 4.540 atau sebesar 107,5%; realisasi pemeriksaan kebuntingan (PKb) IB sebanyak 2.653 kegiatan dari target 2.070 atau 128,1% dan capaian realisasi kelahiran hasil IB sebanyak 2.072 ekor dari 2.170 atau sebesar 95,4%. Berdasarkan seluruh aspek yang ada, capaian ini meningkat dari tahun sebelumnya, yang mana pada tahun 2020 capaian akseptor IB di Bantaeng hanya sebanyak 3.403 ekor; pelaksanaan IB sebanyak 4.586 kegiatan; kebuntingan IB sebanyak 1.537 ekor serta kelahiran IB sebanyak 1.534 ekor.
Program SIKOMANDAN di kabupaten Bantaeng telah menunjukkan hasil yang positif selama beberapa tahun terakhir, meski berada dalam masa pandemik COVID-19. Seluruh petugas SIKOMANDAN di Bantaeng yang terdiri atas 19 orang tenaga inseminator, 14 pemeriksa kebuntingan, 5 asisten teknis reproduksi, 3 dokter hewan, 2 petugas rekorder dan 2 petugas handling semen dalam pelaksanaannya tetap menyesuaikan protokol kesehatan dalam memberikan pelayanan yang baik dan optimal untuk kesejahteraan peternak di Bantaeng. Terlepas dari capaian tersebut, pelaksanaan SIKOMANDAN di Bantaeng masih menghadapi berbagai tantangan dan kendala, seperti adanya kegiatan rekofusing anggaran yang berakibat terhadap berkurangnya input dan target kegiatan; masih terbatasnya regenerasi inseminator akibat berkurangnya kegiatan pelatihan dan peningkatan keterampilan petugas; dan keterbatasan semen beku khusus rumpun sapi eksotik seperti limousin dan simental.
Keberhasilan program SIKOMANDAN membutuhkan komitmen dan kolaborasi antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota untuk bersama-sama melaksanakan kegiatan dengan sebaik-baiknya untuk mencapai target dan hasil yang optimal. Kedepannya, diharapkan capaian kebuntingan dan kelahiran ternak sapi di Kabupaten Bantaeng akan terus meningkat dari tahun ke tahun dan mampu meningkatkan populasi sapi dan kerbau dalam upaya mempercepat capaian swasembada daging nasional, serta berimplikasi terhadap pendapatan dan kesejahteraan peternak. Salam dari kandang, salam Peternakan Bantaeng!
Ditulis oleh M. Asfar Syafar, S.Pt
(Pengawas Bibit Ternak Ahli Dinas Pertanian Bantaeng)