Mohon tunggu...
Asfarneli En
Asfarneli En Mohon Tunggu... -

Tiada kata terlambat untuk memulai sesuatu,begitu juga denganku untuk belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pantaskah?

4 Juni 2013   19:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:32 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sahabat...
Ingatkah engkau hari itu
Hari ketika dua jari kelingking tangan kanan kita saling dikaitkan
Tawa renyah memecah suasana sambil kujabat uluran tanganmu
kemudian ucapan salam dan kata-kata ikhlas meluncur bagai anak panah
bahkan do'a-do'a pun saling kita mohonkan
dalam ruang jiwa kita meruah kebahagiaan
Seperti pasangan remaja
Jadilah kau dan aku sahabat,teman,tetangga,rekan kerja dan entah apa lagi nama sejenisnya.

Tiba-tiba entah dari mana bisikan itu datangnya
menyesakkan dada dan memerah padamkan muka
Aku melihatmu berbeda
kebahagiaannmu menjadi racun hidupku
cela dan aibmu adalah santapan lezat yang memuaskan nafsu kebencianku
wajahmu tak lagi sejuk kupandang
sebutan namamu membuat panas telingaku
bahkan kalau mungkin seluruh isi dunia tertawa sinis menghinamu

Yaa Illahi Rabbi...
Kukumpulkan seluruh sisa-sisa keberanianku memanggilMu
untuk bertanya masih pantaskah aku disebut sebagai sahabat,saudara
ketika darah dan nanah saudaraku terasa manis kureguk

Yaa Illahi Rabbi...
Dengan sisa nafas yang masih Engkau izinkan tuk kuhirup
kulambungkan roh suci ini tersungkur di Arrasy-Mu yang Maha Agung
Dalam penghambaanku yang murni kepadaMu
Maafkan dan ampunilah hambaMu ini.


Permata Biru, 3 Juni 2013

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun