Tiba-tiba entah dari mana bisikan itu datangnya
menyesakkan dada dan memerah padamkan muka
Aku melihatmu berbeda
kebahagiaannmu menjadi racun hidupku
cela dan aibmu adalah santapan lezat yang memuaskan nafsu kebencianku
wajahmu tak lagi sejuk kupandang
sebutan namamu membuat panas telingaku
bahkan kalau mungkin seluruh isi dunia tertawa sinis menghinamu
Yaa Illahi Rabbi...
Kukumpulkan seluruh sisa-sisa keberanianku memanggilMu
untuk bertanya masih pantaskah aku disebut sebagai sahabat,saudara
ketika darah dan nanah saudaraku terasa manis kureguk
Yaa Illahi Rabbi...
Dengan sisa nafas yang masih Engkau izinkan tuk kuhirup
kulambungkan roh suci ini tersungkur di Arrasy-Mu yang Maha Agung
Dalam penghambaanku yang murni kepadaMu
Maafkan dan ampunilah hambaMu ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H