Mohon tunggu...
ASFARINAH HIDAYAH
ASFARINAH HIDAYAH Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan/Penjelajah Rasa

Hidup terlalu berharga jika hanya berlalu begitu saja.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cara Pengambilan Keputusan dalam Kasus Dilema Etika dan Bujukan Moral

11 Agustus 2024   14:15 Diperbarui: 11 Agustus 2024   14:16 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebelum kita berbicara tentang cara pengambilan keputusan yang tepat, adil dan bijaksana. Mari kita kenali dulu apa itu istilah Dilema Etika dan Bujukan Moral.

Menurut (Imas Kurniawaty & Aiman Azis, 2022) Dalam  kehidupan  sehari-hari  setiap individu pasti pernah  berada  pada  posisi  dilematis di  mana  mereka harus memilih antara  a  atau  b,  yang  keduanya  tidak  bisa  dilakukan  bersama  sehingga harus  memilih  satu  pilihan  berdasarkan  pada  pertimbangan-pertimbangan.  Pertimbangan  itulah  yang menjadi dasar keputusan. Tidak hanya itu, pengambilan keputusan juga harus berlandaskan pada tindakan yang memenuhi standar kriteria normatif dengan memenuhi standar syarat moral atau etis. 

Jadi Kasus Dilema Etika itu adalah sebuah kondisi dimana terdapat dua nilai moral yang baik saling bertentangan atau bisa juga disebut Kasus Benar lawan Benar. Contoh kasus dilema etika ini banyak sekali, seperti memilih untuk jujur atau melindungi nama baik seorang teman. Misalnya kita tidak sengaja mengetahui rekan kita sedang melakukan kecurangan dalam mengerjakan tugas, namun kita enggan melaporkan kecurangan tersebut karena jika kita laporkan maka teman kita akan gagal dalam ujian dan harus mengulang lagi ujian itu di tahun mendatang. Padahal teman kita berasal dari keluarga yang kurang mampu sehingga sering kesulitan membayar biaya ujian. 

Sedangkan Bujukan Moral merupakan kasus dimana nilai moral yang baik bertemu dengan moral atau etika yang tidak baik namun hal ini seperti dianggap sudah lumrah atau biasa terjadi. Contoh kasus bujukan moral yang sering terjadi adalah "Suap". Kita semua mengetahui bahwa suap menyuap menyalahi kode etik profesi kita, namun toh masih banyak orang yang akhirnya terjerumus di dalamnya. 

Apa yang akan kita lakukan dalam kondsi tersebut?

Pertanyaan itulah yang sering muncul di benak kita semua, karena kita harus mampu membuat keputusan yang bijak, adil, dan bijaksana. Namun tidak perlu khawatir lagi, sekarang kita sudah menemukan formulanya. 4 Paradigma 3 Prinsip dan 9 Langkah Pengambilan dan Pengujian Keputusan. Itulah kunci kebijaksanaan dan keadilan dalam sebuah keputusan. Mari kita bahas secara lebih dalam apa sih 4 Paradigma 3 Prinsip dan 9 Langkah Pengambilan dan Pengujian Keputusan.

Terdapat 4 paradigma dilema etika yang sering kita hadapi menurut (Rushworth M.Kidder, 1995).

  1. Individu lawan kelompok 

  2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan 

  3. Kebenaran lawan kesetiaan

  4. Jangka pendek lawan jangka panjang

Dilema individu melawan kelompok adalah tentang bagaimana membuat pilihan antara apa yang benar untuk satu orang atau kelompok kecil, dan apa yang benar untuk kelompok yang lebih besar.

Dilema Rasa Keadilan lawan Rasa Kasihan adalah tentang mengikuti aturan tertulis atau tidak mengikuti aturan sepenuhnya. Kita bisa memilih untuk berlaku adil dengan memperlakukan hal yang sama bagi semua orang, atau membuat pengecualian dengan alasan kemurahan hati dan kasih sayang. 

Dilema kebenaran lawan kesetiaan adalah tentang  kita harus memilih antara jujur atau setia (atau bertanggung jawab) kepada orang lain. Apakah kita akan jujur menyampaikan informasi berdasarkan fakta atau kita akan menjunjung nilai kesetiaan pada profesi, kelompok tertentu, atau komitmen yang telah dibuat sebelumnya. 

Dilema jangka pendek lawan jangka panjang adalah tentang memilih keputusan yang kelihatannya terbaik untuk saat ini atau yang terbaik untuk masa yang akan datang. Paradigma ini bisa terjadi pada hal-hal yang setiap harinya terjadi pada kita, atau pada lingkup yang lebih luas misalnya pada isu-isu dunia secara global, misalnya lingkungan hidup dan lain lain.

Kidder 2009, juga berpendapat bahwa ada 3 prinsip dalam pengambilan keputusan yaitu:

  1. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
  2. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
  3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

Berpikir Berbasis Hasil Akhir (End-Based Thinking) berfokus untuk mencapai kebaikan terbesar untuk kepentingan orang terbanyak. Prinsip ini juga disebut dengan Ultitarianism yang memiliki makna mengerjakan apa yang dapat menghasilkan kebaikan terbesar untuk jumlah orang terbanyak. Prinsip ini didasarkan pada institusi bukan pada kepentingan individu.

Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) berfokus pada konsekuensi yang berpusat pada apa tugas atau kewajiban yang dilakukan. Keputusan yang diambil didasarkan pada peraturan yang ada, sehingga pada praktiknya berpikir berbasis peraturan dianggap terlalu kaku karena tidak memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan secara menyeluruh.  

Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking) berfokus pada batasan-batasan pada tindakan kita berdasarkan norma sosial dan etika yang berlaku. Pada praktinya prinsip ini melatih kita memikirkan kepentingan orang lain dan banyak melibatkan empati seseorang terhadap pihak lain.

Setalah memahami 4 paradigma dan 3 prinsip tersebut, kita perlu menerapkannya dalam 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Langkah - langkah tersebut adalah : 

  • Mengidentifikasi nilai - nilai yang bertentangan. Untuk mempermudah kita membedakan kondisi yang kita alami merupakan bujukan moral atau dilema etika, kita perlu memahami dan mengidentifikasi nilai - nilai moral apa yang sedang bertentangan.
  • Menentukan aktor atau pelaku yang terlibat dalam kasus yang sedang dihadapi.
  • Mengumpulkan fakta - fakta yang relevan dalam kasus yang dihadapi.
  • Pengujian benar atau salah yang terdiri dari Uji Legal, Uji Regulasi, Uji Intuisi, Uji Publikasi, dan Uji Panutan / Idola
  • Pengujian Paradigma benar lawan benar
  • Melakukan prinsip Resolusi
  • Investigasi opsi Trilemma
  • Buat Keputusan
  • Lihat lagi dan refleksikan

Dengan melakukan itu semua, mengambil keputusan akan terasa lebih mudah dan hasil yang didapatkan pasti bisa lebih adil dan bijaksana. Tidak hanya pada saat menjadi pendidik tetapi juga dalam menghadapi semua keadaan hidup, semoga Artikel ini membantu kita semua dalam mengambil keputusan. Semoga keputusan yang kita buat membawa kebaikan bagi semua pihak. 

Literatur :

https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/2961

How Good People Make Tough Choices: Resolving the Dilemmas of Ethical Living, Rushworth M.Kidder, 1995, USA: HarperCollins Publishers

https://www.kompasiana.com/wahyuniyuni8365/614be46506310e4fee2edd82/demonstrasi-kontektual-pengambilan-keputusan-sebagai-pemimpin-pembelajaran-wahyuni

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun