Mohon tunggu...
Asep Sumpena
Asep Sumpena Mohon Tunggu... Auditor - Suka mengamati

Suka hal-hal sederhana yang bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kesebelasan Indonesia Mengalahkan Korea Selatan Plus

9 Juli 2015   10:16 Diperbarui: 9 Juli 2015   10:16 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Ilustrasi Timnas RI vs. Korsel (Dok. sbobetindo.org)"][/caption]

Waktu mengikuti kegiatan AOTS beberapa waktu yang lalu, kami ditempatkan di pusat pelatihan (kenshu center) yang bernama Yokohama Kenshu Center (YKC) untuk belajar bahasa dan kebudayaan Jepang. Ada hal-hal menarik yang terjadi dalam pelatihan dan pergaulan selama di YKC.

Misalnya, dalam perjalanan kami dari YKC menuju supermarket JUSCO yang rutin kami lakukan beberapa hari sekali. Kami menemukan sebuah lapang sepak bola yang cukup bagus di samping sebuah komplek perumahan. Kalau memungkinkan kami berhasrat suatu saat untuk bermaian bola di sana.

Sebenarnya desain lapangannya sangat standar dan sederhana. Di sana tidak ada tribun untuk tempat duduk penonton, hanya bidang berumput di sekeliling lapangan bola. Namun yang membuat kami tertarik untuk bermain bola di sana adalah ketika melihat betapa tingginya kualitas dari lapangan bola tersebut.

Lapangan itu berukuran standar internasional, permukaannya sangat rata dan dilengkapi dengan garis-garis berwarna putih yang jelas. Kualitas rumputnya sangat bagus, bahkan lebih bagus dibandingkan dengan lapangan Stadion Utama Senayan pun. Pantas kesebelasan Jepang sangat bagus dan mengungguli kesebelasan kita, karena kualitas lapangan bolanya sangat bagus.

Bayangkan lapangan sepak bola di komplek perumahan saja levelnya kualitas internasional. Jadi teringat dengan anak-anak di komplek perumahan saya yang suka bermain bola di lapangan bulu tangkis, atau anak-anak di desa yang bermain bola di tengah sawah yang baru dipanen, atau bahkan anak-anak di perkotaan yang tidak bisa bermain bola di manapun karena tidak ada tempatnya.

Setelah berdiskusi dengan koordinator kami, ternyata lapangan tadi bisa dipakai oleh kami dengan gratis. Maka kami membuat janji dengan grup-grup yang lain. Yakni dari Indonesia, Filipina dan Korea Selatan, untuk bermain bola di hari Jumat sore setelah pelatihan.

Di hari yang telah ditentukan kami berombongan pergi ke lapangan tersebut. Setelah di hitung jumlah peserta yang hadir, maka dibuatlah dua kesebelasan. Karena peserta Indonesia lebih banyak maka kesebelasan A adalah perwakilan dari Indonesia seluruhnya, sedangkan kesebelasan B adalah perwakilan dari Korea Selatan Plus (Filipina dan Jepang).

Akhirnya kami bermain dengan riang gembira. Babak pertama berjalan alot, dalam satu kesempatan pemain belakang Indonesia gagal mengamankan bola liar di depan gawang. Setelah berhasil direbut lawan,  akhirnya salah seorang pemain Korsel Plus dari Filipina mendapat umpan matang dari pemain asal Korea dan membuahkan gol bagi kesebelasannya , 1-0 untuk Korsel Plus.

Sebelum babak kedua berakhir kesebelasan Indonesia yang diwakili oleh para trainee dari Akademi Perikanan, berhasil membobol gawang Korsel Plus sebanyak dua kali berkat semangat yang tidak pantang menyerah dari pemain Indonesia, 2-1 untuk Indonesia. Hebat, hehe.

Di babak kedua, para pemain kesebelasan Korsel Plus sudah terkuras staminanya. Sedangkan pemain kesebelasan Indonesia yang didominasi pemain muda semakin perkasa dan berhasil membobol gawang lawan 3 gol lagi. 5-1 untuk Indonesia. Mantaf.

Itulah sekelumit pengalam bermain bola di negeri sakura melawan Korea Selatan yang dibantu beberapa pemain dari Filipina dan Jepang. Dimana untuk pemain profesionalnya negara-negara tersebut khususnya Korsel dan Jepang adalah rajanya sepak bola di Asia. Namun yang kami kalahkan adalah para pemain dari kensushei (trainee) di YKC. Walaupun begitu kami tetap senang dan bangga bisa mengalahkan kesebalasan Korea Selatan (entah KW berapa). Salam.

***

Silakan baca kisah sebelumnya di sini

Silakan baca kisa selanjutnya di sini.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun